LAPORAN
ON THE JOB LEARNING (OJL)
DIKLAT
CALON KEPALA SEKOLAH
KABUPATEN
KARANGASEM TAHUN 2014
TENTANG
IMPLEMENTASI SUPERVISI PEMBELAJARAN MELALUI PEMANTAUAN, PENILAIAN, DAN PEMBINAAN
DI SEKOLAH DASAR
OLEH:
NAMA : I NYOMAN
BUDHIYASA, S.Pd., M,Pd.H.
UNIT
KERJA : SD NEGERI 1 NAWA KERTI
NIP :
197106032000121003
PEMERINTAH KABUPATEN KARANGASEM
DINAS PENDIDIKAN PEMUDA
DAN OLAHRAGA
NOVEMBER 2014
BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Mencerdaskan
kehidupan bangsa merupakan tujuan bangsa Indonesia yang dikemukakan di dalam
Pembukaan Undang Undang Dasar 1945. Tujuan ini selanjutnya diimplementasikan
dalam beberapa undang-undang yang salah satunya adalah Undang Undang Nomor 20
Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Di dalam undang-undang ini
dikemukakan bahwa tujuan pendidikan nasional yaitu mengembangkan potensi
peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi
warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Selanjutnya sebagai
realisasi upaya peningkatan mutu pendidikan pemerintah telah menetapkan
Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. Peraturan
ini menegaskan bahwa standar nasional pendidikan adalah kriteria
minimal tentang sistem pendidikan diseluruh wilayah hukum Negara Kesatuan
Republik Indonesia yangberfungsi sebagai dasar bagi perencanaan, pelaksanaan,
dan pengawasan
pendidikan pada setiap satuan pendidikan dalam ranggka mewujudkan
pendidikan yang bermutu. Standar pendidikan meliputi standar isi, standar kompetensi
lulusan, standar proses, standar pendidik dan tenaga kependidikan,
standar sarana prasarana, standar pengelolaan, standar pembiayaan,
dan standar penilaian. Mengingat bahwa kondisi satuan pendidikan di seluruh wilayah Indonesia masih sangat
beragam dan kualitasnya masih berada di bawah standar nasional, maka perlu
dicari strategi untuk mencapainya secara bertahap.
Upaya
ini dilakukan dengan menetapkan Standar Pelayanan Minimal (SPM) melalaui
Permendiknas Nomor 15 Tahun 2010 yang merupakan tingkat pelayanan
minimal yang harus dipenuhi oleh setiap satuan pendidikan. Apabila standar
pelayanan minimal telah tercapai maka indikator tingkat (mutu) layanan akan
dinaikkan dari waktu ke waktu, hingga mencapai tingkatan yang ditetapkan dalam standar.
Oleh karena itu standar pelayanan minimal dapat
diartikan sebagai strategi untuk mencapai standar nasional secara bertahap dan
merupakan sasaran antara untuk menuju pemenuhan standar
nasional.
Sehubungan dengan uraian tersebut,
kepala sekolah mempunyai peran yang sangat strategis dalam
mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Peraturan Menteri
Pendidikan Nasional Nomor 13 Tahun 2007 tentang Standar Kepala Sekolah/Madrasah
telah menetapkan
bahwa ada 5 (lima) kompetensi yang wajib dimiliki kepala
sekolah yaitu kepribadian, manajerial, kewirausahaan,
supervisi dan sosial. Salah
satu kompetensi yang sangat berperan langsung terhadap peningkatan
mutu pembelajaran adalah kompetensi supervisi.
Para ahli mendefinisikan supervisi dengan cara yang berbeda. Suparma (2014)
mengutip pendapat Daresh (1989)
misalmya, mendefinisikan supervisi
sebagai suatu proses mengawasi kemampuan seseorang untuk mencapai tujuan organisasi. Wiles (1955)
mendefinisikan sebagai bantuan dalam pengembangan situasi belajar mengajar.
Lucio dan McNeil (1978) mendefinisikan tugas supervisor antara lain (1) tugas
perencanaan, yaitu menetapkan kebijaksanaan dan program, (2) tugas
administrasi, yaitu pengambilan keputusan serta pengkoordinasian melalui
konferensi dan konsultasi yang dilakukan dalam usaha mencari perbaikan kualitas
pengajaran, (3) tugas partisipasi secara langsung dalam pengembangan kurikulum,
yaitu dalam kegiatan merumuskan tujuan, membuat penuntun mengajar bagi guru,
dan memilih isi pengalaman belajar, (4) melaksanakan demonstrasi mengajar untuk guru-guru, serta, dan (5) melaksanakan
penelitian. Sergiovanni dan Starratt (1979) berpendapat bahwa tugas utama
supervisi adalah perbaikan situasi pengajaran.
Dari berbagai definisi tersebut, kelihatannya ada kesepakatan umum bahwa
kegiatan supervisi pembelajaran ditujukan untuk perbaikan pembelajaran.
Perbaikan itu dilakukan melalui peningkatan kemampuan professional guru dalam
melaksanakan tugasnya. Secara sederhana menurut Purwanto (2003), supervisi adalah
semua usaha yang dilakukan oleh supervisor untuk memberikan bantuan kepada guru
dalam memperbaiki pembelajaran. Dalam kerangka keseluruhan kegiatan pendidikan
di sekolah, supervisi mempunyai kawasan tugas sebagai bagian dari kegiatan
sekolah itu secara keseluruhan yang langsung berhubungan dengan pembelajaran
tetapi tidak langsung berhubungan dengan siswa. Supervisi tidak dapat diartikan
secara sempit sebagai proses untuk mengawasi dan usaha memperbaiki pembelajaran
yang terbatas di dalam ruangan kelas, tetapi lebih luas dari itu. Proses
pembelajaran selalu terkait dengan semua kegiatan pendidikan di sekolah.
kegiatan supervisi bertujuan untuk memperbaiki proses dan hasil pembelajaran.
Kegiatan utamanya adalah membantu guru, tetapi dalam konteksnya yang luas
menyangkut komponen sekolah yang lain karena guru juga terkait dengan komponen
tata usaha, sarana, lingkungan sekolah, dan sebagainya. Sasaran supervisi dapat
dibedakan menjadi dua, yaitu yang berhubungan langsung dengan pembelajaran dan
yang berhubungan dengan pendukung pembelajaran.
Dalam kaitannya dengan kompetensi
supervisi kepala sekolah, maka kepala sekolah mempunyai tugas memotivasi guru
untuk melakukan proses pembelajaran agar mampu
menumbuhkan kemampuan kreativitas, daya inovatif, kemampuan pemecahan masalah,
berpikir kritis, dan memiliki naluri dan jiwa kewirausahaan
siswa sebagai produk pendidikan. Kepala Sekolah merupakan pembina dalam pengelolaan pendidikan
sehingga dapat meningkatkan kinerja pendidik dan tenaga kependidikan dalam melaksanakan
tugas pokoknya. Kepala sekolah juga memiliki potensi akademik sehingga
dapat membimbing guru dalam mengembangkan, melaksanakan,
dan melakukan penjaminan mutu kurikulum, mengarahkan pengembangan
silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran, meningakatkan
kinerja dalam mengevaluasi pembelajaran sehingga dapat
menghasilkan standar
lulusan yang bermutu. Penyelenggaraan pendidikan Indonesia
terutama proses pembelajaran di kelas saat ini
seolah-olah masih merupakan otoritas sepenuhnya
pada guru. Hampir tidak ada pihak luar yang peduli, memperhatikan
serta mencermati pelaksanaan pembelajaran guru
dihadapan peserta didiknya. Bahkan sering dikatakan bahwa
pekerjaan guru adalah merupakan profesi yang tidak dapat dilihat
oleh orang lain selain siswa. Apabila ada pengawas, kepala sekolah, atau sesama guru
yang ingin tahu bagaimana seorang guru mengajar, hal ini sering
dianggap tabu dan dikatakan tidak percaya pada guru. Kondisi tersebut
sering dipengaruhi oleh budaya tertutup yang melingkupi iklim kerja sekolah
selama ini. Oleh karena itu walau pun kepala sekolah dan pengawas sekolah memiliki
kewenangan untuk memonitoring dan menilai kinerja
guru dalam pembelajaran, namun selama ini kurang
maksimal dilakukan.
Penilaian
kinerja guru sering hanya diukur dari administrasi pembelajaran
yang ditulis. Kunjungan kelas seakan masih merupakan formalitas,
atau bahkan hanya dilakukan bila seorang guru dianggap bermasalah.
Kondisi demikian tentu tidak mendukung upaya peningkatan mutu
pendidikan, yang rohnya terletak pada interaksi antara guru dan siswa di
kelas. Akuntabilitas guru menjadi rendah dan hanya terfokus pada
bagaimana membuat siswa dapat mengerjakan soal-soal ujian. Pada mata
pelajaran tertentu yang tidak termasuk pelajaran ujian nasional, terkesan lebih
santai lagi. Pembelajaran yang aktif, kreatif,efektif, menyenangkan, dan
bermakna bagi kehidupan siswa, masih jauh dari
harapan.
Dalam kondisi demikian, maka peran
kepala sekolah sebagai pembina guru sangat diharapkan.
Kepala sekolah harus berfungsi sebagai kontrol kualitas dalam
proses pendidikan, khususnya pembelajaran/bimbingan. Kualitas tidak hanya pada dimensi
ketercapaian target materi dan nilai ulangan siswa, namun juga
kebermaknaan proses pembelajaran yang dilakukan guru.
Demi mendukung peran kepala sekolah dalam meningkatkan mutu
pendidikan disekolah maka dibutuhkan kepala sekolah yang mempunyai kompetensi
kuat dalam mengontrol kualitas pembelajaran. Dengan kepala sekolah yang kuat
kompetensinya diharapkan dapat
membimbing, menjadi contoh, dan menggerakkan guru dalam peningkatan mutu
pendidikan di sekolah. Oleh karena itu, program penyiapan calon kepala sekolah
yang dilakukan Dinas Pendidikan Kabupaten Karangasem merupakan upaya sangat
penting sebagai perwujudan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 28 Tahun 2010 tentang Penugasan Guru
sebagai Kepala Sekolah. Program penyiapan calon kepala
sekolah ini merupakan upaya yang sangat penting untuk menghasilkan kepala
sekolah yang kuat di dalam mewujudkan kualitas siswa yang diharapkan yaitu
berpikir kritis, kreatif, inovatif, cakap menyelesaikan masalah, dan bernaluri wirausaha.
Oleh karena itu sebagai calon kepala sekolah perlu mendapatkan pengalaman awal dengan
melakukan kajian yang berjudul Implementasi Supervisi Pembelajaran Melalui
Pemantauan, Penilaian, dan Pembinaan di Sekolah Dasar.
Telah dikemukakan sebelumnya bahwa supervisi dalam pembelajaran meliputi supervisi terhadap pembelajaran
maupun komponen pendukungnya. Supervisi
pembelajaran merupakan kegiatan yang berhubungan langsung dengan pembelajaran
tetapi tidak langsung dengan siswa.
Supervisi merupakan bantuan kepada guru dalam perbaikan situasi
pembelajaran. Dalam kaitannya
dengan perbaikan situasi pembelajaran ini, tugas seorang
supervisor adalah membantu guru dalam pengembangan kurikulum, pengorganisasian
pembelajaran, pemenuhan fasilitas sesuai dengan
rancangan proses pembelajaran, perancangan dan pemerolehan bahan
pembelajaran sesuai dengan rancangan kurikulum, implementasi peningkatan pengalaman belajar, pelaksanaan
orientasi tugas/cara baru dalam proses pembelajaran,
pengkoordinasian antara kegiatan
pembelajaran dengan kegiatan layanan lain di sekolah, pengembangan
hubungan dengan masyarakat, dan
pelaksanaan evaluasi pembelajaran.
Target supervisi adalah adanya peningkatan mutu pembelajaran yang dapat
berdampak pada peningakat hasil belajar siswa yakni tercapainya standar
kompetensi lulusan secara optimal. Untuk itu, supervisi belum bisa dikatakan
sempurna jika hanya dilakukan dengan pemantauan dan penilaian. Pemantauan dan
penilaian hanya mampu menemukan hasil yang memuat kekuatan, kelemahan dan
kesenjangan, tetapi belum menghasilkan perbaikan mutu secara optimal sehingga
diperlukan membinaan. Kegiatan memantau pelaksanaan tugas guru yang
terkait dengan pembelajaran bertujuan mencegah terjadinya penyimpangan yang lebih jauh,
mengetahui ada tidaknya hambatan, dan meningkatkan efisiensi penggunaan sumber
daya.
Penilaian adalah proses
menemukan data kinerja guru, dan membandingkan data tersebut dengan standar
mutu yang telah ditetapkan. Penilaian bertujuan menemukan kelemahan dan
kekuatan, menemukan kesenjangan/masalah, mengidentifikasi penyebab masalah, dan
mencari solusi terhadap masalah. Minimal ada tiga tugas guru yang perlu dipantau dan dinilai yaitu
perencanaan pembelajaran, proses pembelajaran, dan penilaian pembelajaran. Selanjutnya ada empat hal yang menjadi objek
penilaian dalam perencanaan pembelajran yaitu formulasi tujuan pembelajaran,
isi dan pengorganisasian bahan ajar, skenario pembelajaran, dan pemilihan
sumber dan media pembelajaran. Selanjutnya dalam proses pembelajaran ada tujuah
pokok yang dinilai yaitu memulai pembelajran, menyajikan materi pembelajran,
menerapkan pendekatan/ strategi pembelajaran yang efektif, memanfaatkan sumber dan media pembelajaran,
memelihara keterlibatan siswa dalam KBM, menggunakan bahasa yang baik dan
benar, dan mengakhiri pelejaran secara efektif.
Pembinaan adalah inti
dan kegiatan terpenting dari proses supervisi. Pembinaan adalah usaha
menfasiliatsi dan memotivasi guru untuk menguasai tugas, konsep, prinsip, dan
prosedur kerja, menemukan dan memecahkan masalah terkait dengan pembelajaran. Tujuan pembinaan
adalah untuk meningkatkan kompetensi guru (sikap, pengetahuan dan keterampilan),
meningkatkan kinerja guru terutama terkait dengan perencanaan, proses
pembelejran, dan penilaian hasil dan proses pembelajaran. Pembinaan sebaiknya
dilakukan berdasarkan hasil pemantataun dan penilaian. Pembinaan dapat
dilakukan dengan memberi bimbingan individu setelah pengamatan (observasi),
melalui diskusi/kerja kelompok, melalui kegiatan workshop, mentoring
(pembinaan oleh teman sejawat), evaluasi diri, MGMP, KKG, workshop, seminar, diklat, dan kegiatan lainnya.
Berdasarkan uraian di
atas dapat ditegaskan bahwa implementasi
supervisi pembelajaran melalui
pemantauan, penilaian, dan pembinaan adalah usaha yang dilakukan kepala
sekolah untuk menemukan kekuatan, kelemahan, dan kesenjangan pembelajaran untuk
dibandingkan dengan standar mutu yang ada sehingga dapat memfasilitasi dan
memotivasi guru dalam perbaikan pembelajaran sekolah dasar. Implementasi supervisi
melalui pemantauan, penilaian, dan pembinaan ini dilakukan di dua tempat yakni
di SD Negeri 1 Nawa Kerti dan di SD Negeri 2 Kesimpar Kecamatan Abang Kabupaten
Karangasem. Hasil kajian diharapkan dapat memberikan deskripsi dan strategi
dalam pelaksanaan tugas yang sebenarnya sebagai kepala sekolah.
B. Tujuan
Kegiatan penyiapan program calon
kepala sekolah
dapat dikatakan sebagai kegiatan praktek pengalaman lapangan sebelum calon
kepala sekolah mengemban tugas sebagai kepala sekolah. Dalam kaitannya dengan
hal tersebut, kegiatan ini memiliki tujuan sebagai berikut.
1) Memberikan kesempatan kepada calon kepala
sekolah untuk mendapatkan pengalaman dan pembelajaran melalui praktek di sekolah sendiri
dan sekolah magang dengan
paradigma, pendekatan, dan teknik-teknik yang telah diperoleh selama kegiatan
diklat in service learning
2) Memberikan kesempatan kepada calon kepala
sekolah untuk ikut memberikan masukan/solusi terhadap kesenjangan yang ada di
sekolah sendiri maupun di sekolah magang.
3) Memberikan kesempatan kepada calon kepala
sekolah untuk dapat memberikan motivasi kepada guru menerapkan kemampuannya
dalam melaksanakan tugas-tugas pembelajaran, pengembangan kemampuannya sendiri,
serta mendorong guru agar memiliki perhatian yang sungguh-sungguh (komitmen)
terhadap tugas dan tanggung jawabnya.
C. Hasil yang
diharapkan
Kompetensi supervisi akademik intinya adalah pembinaan guru oleh kepala
sekolah dalam meningkatkan mutu pembelajaran. Sasaran supervisi akademik meliputi
kegiatan proses pembelajaran, penyusunan silabus dan rencana pembelajaran, pemilihan
strategi/metode/teknik pembelajaran, penggunaan media dan teknologi informasi
pembelajaran, dan penilaian proses dan hasil pembelajaran. Dengan demikian, hasil yang diharapkan dari on the job learning bagi calon kepala sekolah sebagai berikut.
1) Memiliki pengalaman merencanakan program supervisi
akademik oleh kepala sekolah dalam rangka
peningkatan profesionalisme kepala sekolah.
2) Memiliki pengalaman melaksanakan program kepala sekolah sesuai dengan program yang telah disusun dalam memberi masukan dan solusi terhadap kesenjangan yang ada di sekolah.
3)
Memiliki
pengalaman melakukan supervisi sesuai program kepala sekolah dalam hal pemantauan, penilaian, dan pembinaan
terhadap guru dalam merencanakan, melaksanakan, mengevaluasi, dan tidak lanjut
pembelajaran.
BAB
II
KONDISI
NYATA SEKOLAH
Kondisi nyata sekolah pada umumnya dapat dilihat
dari profil sekolah masing-masing karena profil memuat berbagai hal tentang
sekolah mulai dari sarana prasarana, tenaga pendidik dan kependidikan, daya
dukung, dan data lainnya. Untuk mengetahui kondisi sekolah selama OJL berikut
ini disajikan data masing-masing sekolah.
A.
Kondisi SD
Negeri 1 Nawa Kerti
SD
Negeri 1 Nawa Kerti Didirikan pada tanggal 1 Januari 1978 di Desa Nawa Kerti
Kecamatan Abang Kabupaten Karangasem. Tahun pelajaran 2014/2015 SD Negeri 1
Nawa Kerti membina 232 siswa, dan terbagi menjadi 9 rombongan belajar. Data
selengkapnya disajikan dalam table 2.1 berikut ini.
Tabel 2.1
Data Jumlah Siswa SD Negeri 1 Nawa Kerti Tahun 2014/2015
|
No
|
Kelas
|
Jumlah Siswa
|
Jumlah
|
|
|
Laki-laki
|
Perempuan
|
|||
|
1
|
I
|
20
|
20
|
40
|
|
2
|
II
|
26
|
14
|
40
|
|
3
|
III
|
24
|
22
|
46
|
|
4
|
IV
|
11
|
17
|
28
|
|
5
|
V
|
22
|
27
|
49
|
|
66
|
VI
|
18
|
11
|
29
|
|
Jumlah
|
232
|
|||
Sumber: Data Statistik
Sekolah tahun 2014
Keadaan sosial ekonomi
orang tua siswa hampir homogen yakni masyarakat buruh dan petani. Demikian pula
perhatiannya untuk pendidikan. Dari 210 (dua ratus sepuluh) orang tua siswa,
sebanyak 1% orang yang memiliki
pekerjaan sebagai PNS/TNI-POLRI, 5% pegawai swasta, 10%sebagai wiraswasta
kecil, dan sisanya sebagai buruh dan petani. Kemampuan masyarakat untuk
mendukung penyelenggaraan pendidikan pada SD Negeri 1 Nawa Kerti secara financial masih kurang. Keadaan sosial ekonomi masyarakat yang
belum memadai, berpengaruh kepada penyelenggaraan pendidikan dan intensitas
kegiatan belajar siswa di rumah. Masih banyak siswa yang harus membantu
keluarga untuk mencari nafkah pokok dalam menyangga hidup,sehingga kesempatan
bermain dan belajar yang menjadi hak anak terpaksa terpangkas akibat kebutuhan
tersebut. Tercatat selama tahun pembelajaran 2013/2014, ada 2 (dua) orang siswa
yang putus sekolah akibat dari tidak memdapat perhatian orang tua kandungnya
serta senantiasa membantu keluarga yang ditumpangi untuk mencari nafkah.
Berbagai upaya yang telah dilakukan oleh pihak SD Negeri 1 Nawa Kerti untuk
mengajak anak kembali melanjutkan sekolah, namum upaya tersebut hanya mampu
membuat anak kembali ke sekolah hanya dalam beberapa minggu dan pada akhirnya
kembali meninggalkan bangku sekolah.
SD Negeri 1 Nawa Kerti adalah
salah satu dari SD imbas Gugus VI Kecamatan Abang yang terdiri atas tujuh
sekolah. Walaupun keberadaannya sebagai SD imbas, SD Negeri 1 Nawa Kerti sering menjadi pusat
kegiatan di tingkat gugus. Dampak dari
hal tersebut SD Negeri 1 Nawa Kerti harus mampu menjadi teladan bagi SD
lainnya. Sampai dengan saat ini, SD Negeri 1 Nawa Kerti memliliki empat unit
gedung dengan rincian; tiga gedung masing masing terdiri atas tiga, dua, dan
empat bilik ruang kelas yang dimanfaatkan sebagai ruang belajar dan satu unit
ruang perpustakaan.Sekolah hanya memiliki dua buah kamar kecil.Keterbatasan
anggaran menyebabkan SDN 1 Nawa Kerti belum mempunyai fasilitas lainnya,
Misalnya lapangan olahraga, gudang, tempat parkir, ruang UKS, dan kamar mandi
yang cukup. Melalui pengembangan swakelola perbaikan gedung sekolah, sekolah
mampu membangun sebuah padmasana dengan pelataran seluas 10 x 12 meter.
Dalam upaya
meningkatkan mutu pembelajaran, sampai dengan saat ini SD Negeri 1 Nawa Kerti berupaya
meningkatkan sarana pendidikan. Hanya mampu menyediakan perangkat LCD, laptop, dan
sejumlah CD pembelajaran. Perpustakaan yang telah dikelola sedemikian rupa
dengan jumlah buku masih minim dan memiliki bahan pustaka berupa globe, bola
langit, KIT IPA, KIT Matematika, peta, dan alat belajar lain.
SD Negeri 1 Nawa Kerti
saat ini dipimpin kepala sekolah dengan kualifikasi S-1 kependidikan dan sedang
melajutkan kejenjang S-2, satu orang guru kelas dengan kualifikasi S-2, enam
orang guru kelas dengan kualifikasi S-1 dan salah satu sedang melanjutkan ke
jenjang S-2, tiga orang guru pengabdi dengan dengan kualifikasi S1,
satu orang guru penjaskes dengan kualifikasi S1, satu orang guru
pendidikan Agama Hindu dengan kualifikasi S1 dan sedang melanjutkan ke jenjang S-2, dan tiga orang tenaga administrasi.
Visi SDN 1 Nawa
Kerti adalah unggul dalam bidang akademik
dan non akademik berdasarkan sraddha dan
bhakti. Untuk mewujudkan visi
tersebut, misi yang
diemban SDN 1 Nawa Kerti yaitu:
1)
Mewujudkan bimbingan individual
bagi siswa berkemampuan khusus.
2)
Mewujudkan pelaksanaan pengayaan
belajar secara berkelanjutan.
3)
Mewujudkan pembelajaran yang
bermakna berlandaskan PAIKEM.
4)
Mewujudkan peningkatan hasil belajar minimal 0,05
setiap tahun sampai mencapai standar hasil belajar
nasional.
5)
Mewujudkan kemampuan baca,
tulis, hitung yang memadai bagi siswa
kelas I , II, dan III secara optimal
6)
Mewujudkan kebiasaan membaca dan
menulis.
7)
Mewujudkan perangkat kurikulum yang operasional dan dinamis
8)
Mewujudkan pendidik dan tenaga
kependidikan yang tangguh.
9)
Mewujudkan prestasi olah raga dan
seni yang kompetitif
10) Mewujudkan kebiasaan bersembahyang setiap hari, purnama tilem, dan hari hari raya.
11) Mewujudkan prilaku siswa yang berlandaskan budaya bali, jujur, tawakal,
ikhlas, dan rela berkorban.
12)
Mewujudkan ketrampilan dasar
sebagai bekal hidup ( life skill ).
13) Mewujudkan sumber-sumber pendapatan yang memadai.
14) Mewujudkan manajemen berbasis sekolah yang tangguh.
15) Mewujudkan sekolah
yang indah, rindang, sehat, dan spiritual.
16)
Mewujudkan sarana belajar berorientasike masa depan.
Secara umum tujuan pendidikan yang digariskan oleh SD Negeri 1 Nawa Kerti sesuai dengan visi dan
misi sekolah yaitu tujuan
jangka panjang, selama kurun waktu lebih dari 4 tahun. Selama kurun waktu tersebut beberapa hal
yang ingin diwujudkan yaitu melahirkan peserta didik dan lulusan yang memiliki
kemampuan akademik dan nonakademik serta mampu mengaplikasikannya di masyarakat
dan di sekolah lanjutan sehingga nantinya berguna bagi keluarga, masyarakat,
bangsa, dan negara.
B.
Keadaan SD Negeri 2 Kesimpar
SD Negeri 2 Kesimpar yang berlokasi di dusun Celagi, Desa Kesimpar Kecamatan Abang Kabupaten Karangasem. Sekolah ini dibangun pada tanggal 1 Juli
1980, di atas tanah seluas 1450 m2. Luas bangunan 416 m2, luas halaman 1034 m2 Nomor Statistik sekolah 101220801035. Sekolah ini sudah diakreditasi sebanyak
2 kali dengan
peringkat B (baik) masing-masing memperoleh nilai
72 dan 83.
Tahun pelajaran 2014/2015 ini SD
Negeri 2 Kesimpar membina 87 siswa terdiri
atas 37 orang laki-laki dan 50 orang perempuan. Seluruh siswa yang terbagi ke dalam 6
rombongan belajar. Keadaan selengkapnya sesuai
data pada table 2.2 berikut ini.
Tabel 2.2
Data Jumlah Siswa SD Negeri 2 Kesimpar Tahun 2014/2015
|
No
|
Kelas
|
Jumlah Siswa
|
Jumlah
|
|
|
Laki-laki
|
Perempuan
|
|||
|
1
|
I
|
7
|
11
|
18
|
|
2
|
II
|
8
|
6
|
14
|
|
3
|
III
|
7
|
8
|
15
|
|
4
|
IV
|
5
|
4
|
9
|
|
5
|
V
|
9
|
10
|
19
|
|
6
|
VI
|
1
|
11
|
12
|
|
Jumlah
|
37
|
50
|
87
|
|
Sumber: Data Statistik
Sekolah tahun 2014
SD Negeri 2 Kesimpar kini memiliki guru
sebanyak 7 orang semuanya Pegawai Negeri
Sipil (PNS) 6
diantaranya sudah memiliki sertifikat profesional 1 orang penjaga sekolah non PNS, 1 orang tenaga urusan
administrasi Non PNS, dan 1
orang yang merupakan tenaga pengabdi.
C. Permasalahan yang Ditemukan
di Lapangan
Permasalahan
yang ditemukan selama kegiatan OJL telah dituangkan dalam tujuan yang
dikemukakan. Permasalahan yang dikemukakan berikut ini terkait dengan supervisi
akademik dalam pembelajaran sesuai dengan yang dikemukakan Suparma (2014) dalam
makalahnya yang berjudul Supervisi Akademik. Supervisi akademik yang
dikemukakannya terdiri atas tiga hal yakni pemantauan, penilaian, dan pembinaan
dalam perencanaan, pelaksanaan, penilaian pembelajaran. Permasalahan yang dapat dikemukakan selama
kegiatan on the job learning sebagai
berikut.
1)
Perencanaan pembelajaran yang dikembangkan guru baik di
sekolah sendiri maupun sekolah magang, masih menggunakan silabus dan rencana
pelaksanaan pembelajaran hasil pengembangan dari perangkat yang telah ada,
bukan pengembangan yang dibuat sendiri.
2)
Pelaksanaan pembelajaran belum memperlihatkan adanya
inovasi baik dalam media, memanfaatkan
model-model pembelajaran, mengembangkan keterampilan kooperatif dan
berkolaborasi (eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi), memanfaatkan alat bantu
dan media pembelajaran,
3) Penilaian pembelajaran masih lemah dalam hal
teknik dan instrumen penilaian, kisi-kisi dan analisis butir soal, serta
program remidial dan pengayaan. Isi daftar nilai masih sebatas nilai tugas dan
ulangan harian dalam bentuk kognitif dan penilaian autentik belum terlaksana
dengan baik.
Pelaksanaan
kegiatan on the job learning bagi peserta diklat calon kepala sekolah di
sekolah-sekolah magang merupakan pembelajaran dan arena latihan dalam melakoni
peran dan fungsi kepala sekolah.
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
Implementasi supervisi akademik
dalam pembelajaran melalui pemantauan, penilaian, dan pembinaan meliputi
supervisi terhadap pembelajaran maupun komponen pendukungnya. Menurut Suparma (2014), supervisi
akademik dalam pembelajaran meliputi tiga tugas guru
yang perlu dipantau dan dinilai yaitu perencanaan pembelajaran, proses
pembelajaran, dan penilaian pembelajaran.
Selanjutnya ada empat hal yang menjadi objek pemantauan
dan penilaian
dalam perencanaan pembelajaran yaitu
1) Formulasi
tujuan pembelajaran
2) Isi
dan pengorganisasian bahan ajar
3) Skenario
pembelajaran
4) Pemilihan
sumber dan media pembelajaran.
Selanjutnya menurut
Suparma (2014) dalam proses pembelajaran ada tujuah komponen
pokok yang dinilai yaitu:
1) Memulai
pembelajaran
2) Menyajikan
materi pembelajaran
3) Menerapkan
pendekatan/ strategi pembelajaran yang efektif
4) Memanfaatkan
sumber dan media pembelajaran
5) Memelihara
keterlibatan siswa dalam pembelajaran
6) Menggunakan
bahasa yang baik dan benar
7)
Mengakhiri pembelajaran secara efektif.
Suparma (2014) juga
mengemukakan bahwa dalam penlaian ada tiga hal pokok yang harus dinilai. Ketiga
hal tersebut sebagai berikut.
1) Merancang penilaian berdasarkan indikator dalam bentuk kisi-kisi
2) Menggunakan
strategi/teknik penilaian sesuai dengan tujuan penilaian
3) Memanfaatkan
hasil penilaian melalui kegiatan analisis hasil penilaian.
Selanjutnya menurut
Suparma (2014), pembinaan yang dilakukan kepala sekolah terhadap guru
seharusnya dilakukan berdasarkan hasil pemantauan dan penilaian. Pembinaan
dapat dilakukan dengan memberi bimbingan individu setelah pengamatan
(observasi), melalui diskusi/kerja kelompok, melalui kegiatan workshop, mentoring (pembinaan oleh teman sejawat), evaluasi diri, MGMP, KKG,
workshop, seminar, mengamati teman
melakukan pembelajaran, diklat, dan kegiatan lainnya. Oleh karena itu kajian yang
diuraikan berikut ini adalah pemantauan, penilaian, dan pembinaan terhadap
rancana pembelajaran dan kelengkapannya, pelaksanaan pembelajaran, dan
penilaian pemelajaran sesuai dengan petunjuk Suparma (2014). Selain itu
supervisi pembelajaran yang dilakukan dalam OJL ini juga dikembangkan dari
petunjuk penilaian kinerja guru (PK-Guru) yang mengadopsi indikator-indikator
penilaiannya.
A. Pemantauan dan Penilaian
Pemantauan dan
penilaian dilakukan secara bersamaan mengingat kegiatan memantau tidak
terpisahkan dari kegiatan menilai. Pemantauan dan penilaian ditujukan untuk
memantau dan menilai rencana pembelajaran dan perangkat pendukungnya, proses
pembelajaran, dan penilaian pembelajaran.
1.
Pemantauan
dan Penilaian Rencana Pembelajaran
Pemantauan dan
penilaian rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) berikut ini adalah RPP kelas I
semester I SD Negeri 1 Nawa Kerti dengan tema Keluargaku dengan Subtema Anggota
Keluargaku dan RPP kelas V semester I SD Negeri 2 Kesimpar dengan Tema Kerukunan
dalam Masyarakat dengan Subtema Hidup Rukun. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
yang menjadi kajian kali ini untuk masing-masing kelas terdiri atas dua RPP.
Pertama adalah RPP yang belum mendapatkan pembinaan dan kedua RPP setelah
pembinaan. Dengan demikian ada empat RPP yang akan menjadi kajian dalam
kegiatan OJL (RPP terlampir). Sementara itu pemantauan dan penilaian terhadap
perangkat pendukung pembelajaran disajikan sekaligus di dalam pembinaan.
Hasil
pemantauan dan penilaian terhadap rencana tersebut disajikan dalam tabel 3.1
dan tabel 3.2 berikut ini.
Tabel
3.1
Hasil
Pemantauan dan Penilaian Rencana Pembelajaran
Nama Sekolah : SD Negeri 1 Nawa Kerti
Kelas :
I (satu)
Tema/Subtema : Keluargaku/Anggota Keluargaku
Nama Guru : Ni Nyoman
Suryani
|
NO
|
Objek Pemantauan dan Penilaian
|
Waktu Pemantauan dan Penilaian
|
|||
|
Sabtu,
1-11-2014
|
Senin,
3-11-2014
|
Selasa,
4-11-2014
|
Rabu,
5-11-2014
|
||
|
1
|
Formulasi
tujuan pembelajaran
|
|
Formulasi tujuan dilakukan sesuai KI dan KD.
|
Pembinaan
|
Guru sudah memperbaiki tujuan pembelajaran dan telah
memformulasikan tujuan pembelajaran dengan karakteristik siswa
|
|
2
|
Isi
dan pengorgani-sasian bahan ajar
|
|
Sudah sesuai dengan urutan tingkat kesulitan tetapi
guru belum memahami pengertian pengorganisa-sian bahan ajar.
|
Pembinaan
|
Pengorganisasian bahan ajar yang disajikan setelah
pembinaan menjadi lebih baik.
|
|
3
|
Skenario
pembelajaran
|
|
Sudah menggunakan pendekatan ilmiah tetapi
pelaksanaanya perlu dioptimalkan
|
Pembinaan
|
Pada pembelajaran berikutnya telah dilakukan pendekatan
ilmiah dengan langkah-langkah yang lebih baik.
|
|
4
|
Pemilihan
sumber dan media pembelajaran
|
|
Sumber belajar hanya menggunakan buku, belum
memanfaatkan sumber belajar yang lain
|
Pembinaan
|
Pemilihan sumber dan media pembelajaran lebih tepat
dibandingkan pada pembelajaran sebelumnya.
|
Tabel
3.2
Hasil
Pemantauan dan Penilaian Rencana Pembelajaran
Nama Sekolah : SD Negeri 2 Kesimpar
Kelas :
V (lima)
Tema/Subtema : Kerukunan dalam Masyarakat/Hidup Rukun
Nama Guru : I Putu Gunawan,
S.Pd.SD.
|
NO
|
Objek Pemantauan dan Penilaian
|
Waktu Pemantauan dan Penilaian
|
|||
|
Sabtu,
1-11-2014
|
Senin,
3-11-2014
|
Selasa,
4-11-2014
|
Rabu,
5-11-2014
|
||
|
1
|
Formulasi
tujuan pembelajaran
|
|
Formulasi tujuan sudah sesuai dengan KI dan KD.
|
Pembinaan
|
Tujuan sudah sesuai dengan KI dan KD dan telah
memformulasikan tujuan pembelajaran dengan karakteristik siswa
|
|
2
|
Isi
dan pengorganisasian bahan ajar
|
|
Sudah sesuai dengan urutan tingkat kesulitan tetapi
guru belum memahami pengertian pengorganisa-sian bahan ajar.
|
Pembinaan
|
Pengorganisasian bahan ajar yang disajikan setelah
pembinaan menjadi lebih baik.
|
|
3
|
Skenario
pembelajaran
|
|
Sudah menggunakan pendekatan ilmiah tetapi pelaksanaanya
perlu dioptimalkan
|
Pembinaan
|
Pada pembelajaran berikutnya telah dilakukan pendekatan
ilmiah dengan langkah-langkah yang lebih baik.
|
|
4
|
Pemilihan
sumber dan media pembelajaran
|
|
Sumber belajar hanya menggunakan buku, belum
memanfaatkan sumber belajar yang lain
|
Pembinaan
|
Pemilihan sumber dan media pembelajaran sudah lebih
tepat dibandingkan pada pembelajaran sebelumnya.
|
Berdasarkan
pemantauan dan penilaian yang dikemukakan pada tabel 3.1 dan 3.2 di atas, kedua
rencana pembelajaran tidak jauh berbeda kekuatan dan kelemahannya. Perencanaan
yang dibuat guru belum memenuhi standar mutu yang telah ditetapkan. Formulasi tujuan pembelajaran dilakukan sesuai KI dan KD isi,
pengorganisasian bahan ajar sudah
sesuai dengan urutan tingkat kesulitan tetapi guru belum memahami pengertian
pengorganisa-sian bahan ajar, skenario pembelajaran sudah menggunakan pendekatan ilmiah tetapi pelaksanaanya
perlu dioptimalkan, dan pemilihan sumber dan media
pembelajaran perlu ditingkatkan, dan
sumber belajar hanya menggunakan buku, belum memanfaatkan sumber belajar yang
lain.
2.
Pemantauan
dan Penilaian Pelaksanaan Pembelajaran
Pemantauan dan
penilaian pelaksanaan pembelajaran selama empat hari kegiatan OJL dirasakan
sangat singkat sehingga kecil kemungkinannya untuk medapatkan data yang akurat. Walaupun demikian diupayakan agar dapat
mengoptimalkan kegiatan sehingga dapat memenuhi tugas-tugas yang diberikan
selama diklat. Hasil pemantauan dan penilaian pelaksanaan pembelajaran disajikan
dalam tabel 3.3 dan tabel 3.4 berikut ini.
Tabel
3.3
Hasil
Pemantauan dan Penilaian Pelaksanaan Pembelajaran
Nama Sekolah : SD Negeri 1 Nawa Kerti
Kelas :
I (satu)
Tema/Subtema : Keluargaku/Anggota Keluargaku
Nama Guru : Ni Nyoman
Suryani
|
NO
|
Objek
Pemantauan dan Penilaian
|
Waktu
Pemantauan dan Penilaian
|
|||
|
Sabtu,
1-11-2014
|
Senin,
3-11-2014
|
Selasa,
4-11-2014
|
Rabu,
5-11-2014
|
||
|
1
|
Memulai
pembelajaran
|
|
Guru
memulai pembelajaran kurang efektif karena tidak menyampaikan tujuan dan
hanya melakukan apersepsi
|
Pembinaan
|
Memulai
pembelaja-ran dengan efektif karena telah melakukan apersepsi dan
menyampaikan tujuan
|
|
2
|
Menyajikan
materi pembelajaran
|
|
Guru belum mengaitkan materi dengan kehidupan nyata
|
Pembinaan
|
Penyajian materi sudah dikaitkan dengan kehidupan nyata
|
|
3
|
Menerapkan
pendekatan/ strategi pembelajaran yang efektif
|
|
Guru belum melakukan pembelajaran yang bersifat
kontekstual
|
Pembinaan
|
Pembelajaran kontekstual sudah terlihat walaupun perlu
ditingkatkan
|
|
4
|
Memanfaat-kan
sumber dan media pembelajaran
|
|
Pembelajaran belum menghasilkan pesan yang menarik
|
Pembinaan
|
Pembelajaran sudah menghasilkan pesan yang menarik bagi
siswa akibat pembelajaran yang kontekstual
|
|
5
|
Memelihara
keterlibatan siswa dalam pembelajaran
|
|
Interaksi guru dengan siswa hanya terhadap siswa yang
mampu
|
Pembinaan
|
Interaksi sudah terlihat antara guru-siswa, siswa-guru,
siswa-siswa, dll
|
|
6
|
Mengguna-kan
bahasa yang baik dan benar
|
|
Bahasa guru sudah
baik hanya gaya
yang perlu ditambahkan
|
Pembinaan
|
Bahasa sudah lebih ditegaskan dengan gaya guru
|
|
7
|
Mengakhiri
pembelajaran secara efektif.
|
|
Refleksi belum terlihat
|
Pembinaan
|
Refleksi sudah terlihat walaupun masih sangat sederhana
|
Tabel
3.4
Hasil
Pemantauan dan Penilaian Pelaksanaan Pembelajaran
Nama Sekolah : SD Negeri 2 Kesimpar
Kelas :
V (lima)
Tema/Subtema : Kerukunan dalam Masyarakat/Hidup Rukun
Nama Guru : I Putu
Gunawan, S.Pd.SD.
|
NO
|
Objek Pemantauan dan Penilaian
|
Waktu Pemantauan dan Penilaian
|
|||
|
Sabtu,
1-11-2014
|
Senin,
3-11-2014
|
Selasa,
4-11-2014
|
Rabu,
5-11-2014
|
||
|
1
|
Memulai
pembelajaran
|
|
Guru
memulai pembelajaran dengan efektif karena sudah menuliskan tujuan dan melakukan
apersepsi, namun perlu disesuaikan dengan materi
|
Pembinaan
|
Memulai
pembelaja-ran dengan efektif karena telah melakukan apersepsi dan menuliskan
tujuan
|
|
2
|
Menyajikan
materi pembelajaran
|
|
Guru belum mengaitkan materi dengan kehidupan nyata
|
Pembinaan
|
Penyajian materi dikaitkan dengan kehidupan nyata
|
|
3
|
Menerapkan
pendekatan/ strategi pembelajaran yang efektif
|
|
Guru belum melakukan pembelajaran yang bersifat kontekstual
|
Pembinaan
|
Pembelajaran kontekstual sudah terlihat walaupun perlu
ditingkatkan
|
|
4
|
Memanfaatkan
sumber dan media pembelajaran
|
|
Pembelajaran belum menghasilkan pesan yang menarik
|
Pembinaan
|
Pembelajaran sudah menghasilkan pesan yang menarik bagi
siswa akibat pembelajaran yang kontekstual
|
|
5
|
Memelihara
keterlibatan siswa dalam pembelajaran
|
|
Interaksi guru dengan siswa hanya terhadap siswa yang
mampu
|
Pembinaan
|
Interaksi sudah terlihat antara guru-siswa, siswa-guru,
siswa-siswa, dll
|
|
6
|
Menggunakan
bahasa yang baik dan benar
|
|
Bahasa guru sudah baik hanya gaya yang perlu
ditambahkan
|
Pembinaan
|
Bahasa sudah lebih ditegaskan dengan gaya guru
|
|
7
|
Mengakhiri
pembelajaran secara efektif.
|
|
Refleksi belum terlihat
|
Pembinaan
|
Refleksi sudah terlihat walaupun masih sangat sederhana
|
Berdasarkan hasil
pemantauan dan penilaian pelaksanaan pembelajaran yang disajikan pada tablel
3.3 dan tabel 3.4 di atas, secara umum pelaksanaan pembelajaran perlu
ditingkatkan agar memenuhi standar mutu yang telah ditentukan. Pembelajaran di
kelas I menunjukkan lebih banyak kekurangan dibandingkan dengan pembelajaran di
kelas V. Hasil pemantauan melihat kurangnya pelaksanaan pembelajaran di kelas I
lebih disebabkan pada pengelolaan kelas yang menyita banyak perhatian guru. Sementara
itu untuk kelas V, guru lebih mudah mengarahkan siswa sehingga pembelajaran
lebih baik. Guru kelas V memulai pembelajaran dengan efektif karena sudah
menuliskan tujuan dan melakukan apersepsi. Kelemahannya guru belum mengaitkan materi dengan kehidupan
nyata dan belum melakukan pembelajaran yang bersifat kontekstual sehingga belum
menghasilkan pesan yang menarik. Interaksi guru dengan siswa hanya terjadi terhadap siswa
yang mampu, sedangkan bahasa guru sudah baik hanya gaya yang perlu ditambahkan.
Pada akhir pembelajaran, refleksi belum terlihat.
3.
Pemantauan
dan Penilaian terhadap Penilaian Pembelajaran
Hasil pemantauan dan
penilaian terhadap penilaian pembelajaran disajikan dalam tabel 3.5 dan tabel
3.6 berikut ini.
Tabel
3.5
Hasil
Pemantauan dan Penilaian terhadap Penilaian Pembelajaran
Nama Sekolah : SD Negeri 1 Nawa Kerti
Kelas :
I (satu)
Tema/Subtema : Keluargaku/Anggota Keluargaku
Nama Guru : Ni Nyoman
Suryani
|
NO
|
Objek Pemantauan dan Penilaian
|
Waktu Pemantauan dan Penilaian
|
|||
|
Sabtu,
1-11-2014
|
Senin,
3-11-2014
|
Selasa,
4-11-2014
|
Rabu,
5-11-2014
|
||
|
1
|
Merancang penilaian berdasarkan indikator dalam bentuk kisi-kisi
|
|
Rancangan penilaian
tidak menggunakan kisi-kisi
|
Pembinaan
|
Sudah
membuat kisi-kisi walaupun perlu perbaikan
|
|
2
|
Menggunakan
strategi/teknik penilaian sesuai dengan tujuan penilaian
|
|
Belum menggunakan penilaian otentik
|
Pembinaan
|
Sudah menggunakan penilaian otentik selama pembelajaran
|
|
3
|
Memanfaatkan
hasil penilaian melalui kegiatan analisis hasil penilaian.
|
|
menggunakan analisis penilaian untuk mengetahui
kesulitan soal saja belum untuk mengidentifikasi KD yang mudah, sedang, dan
sulit
|
Pembinaan
|
Analisis penilaian sudah digunakan untuk
mengidentifikasi KD.
|
Tabel
3.6
Hasil
Pemantauan dan Penilaian Terhadap Penilaian Pembelajaran
Nama Sekolah : SD Negeri 2 Kesimpar
Kelas :
V (lima)
Tema/Subtema : Kerukunan dalam Masyarakat/Hidup Rukun
Nama Guru : I Putu
Gunawan, S.Pd.SD.
|
NO
|
Objek
Pemantauan dan Penilaian
|
Waktu
Pemantauan dan Penilaian
|
|||
|
Sabtu,
1-11-2014
|
Senin,
3-11-2014
|
Selasa,
4-11-2014
|
Rabu,
5-11-2014
|
||
|
1
|
Merancang penilaian berdasarkan indikator dalam bentuk kisi-kisi
|
|
Rancangan penilaian
tidak menggunakan kisi-kisi
|
Pembinaan
|
Sudah
membuat kisi-kisi walaupun perlu perbaikan
|
|
2
|
Menggunakan
strategi/teknik penilaian sesuai dengan tujuan penilaian
|
|
Belum menggunakan penilaian otentik
|
Pembinaan
|
Sudah menggunakan penilaian otentik selama pembelajaran
|
|
3
|
Memanfaatkan
hasil penilaian melalui kegiatan analisis hasil penilaian.
|
|
menggunakan analisis penilaian untuk mengetahui
kesulitan soal saja belum untuk mengidentifikasi KD yang mudah, sedang, dan
sulit
|
Pembinaan
|
Analisis penilaian sudah digunakan untuk
mengidentifikasi KD.
|
Pemantauan dan
penilaian terhadap penilaian pembelajaran diadopsi dari pedoman PK-Guru.
Berdasarkan tabel 3.5 dan tabel 3.6, ada tiga komponen yang dipantau dan
dinilai. Hasil pemantauan dan penilaian yaitu rancangan penilaian tidak
menggunakan kisi-kisi, belum
menggunakan penilaian otentik, menggunakan analisis penilaian untuk mengetahui kesulitan
soal saja belum untuk mengidentifikasi KD yang mudah, sedang, dan sulit. Oleh
karena itu guru kelas I dan kelas V perlu mendapatkan pemahaman mengenai
penilaian pembelajaran melalui pembinaan.
B. Pembinaan
Pembinaan dalam
supervisi adalah adalah kegiatan menfasilitasi peningkatan profesionalisme guru
terkat dengan tugas pokok dan fungsinya. Pembinaan bertujuan untuk meningkatkan
kompetensi guru terkait dengan tugasnya sebagai pendidik pelatih dan pengajar. Hasil
pembinaan diharapkan dapat mempengaruhi kualitas pembelajaran sehingga hasil
belajara siswa meningkat secara berkelanjutan. Seperti halya dengan pemantataun
dan penilian, pembinaan juga meliputi semua tugas dan fungsi guru, termasuk
pengembangan program semester, Pengembangan RPP, pengembangan bahan ajar,
pelaksanaan pembelajaran, pengembangan penilian, pengembangan profesi misalnya
melaksnakan penelitian tindakan kelas.
Idealnya pembinaan
terhadap guru dilaksankan berdasarkan hasil pemantataun dan penilaian. Oleh karena itu pembinaan
dilakukan terhadap perangkat pendukung pembelajaran, rencana pembelajaran,
pelaksanaan pembelajaran, dan penilaian pembelajaran.
1.
Pembinaan
Perangkat Pendukung Pembelajaran
Pembinaan perangkat
pendukung pembelajaran dilakukan ketika mempersiapkan perencanaan pembelajaran.
Hasil pembinaan dikemukakan pada tabel 3.7 dan tabel 3.8 berikut ini.
Tabel
3.7
Hasil
Pembinaan Perangkat Pendukung Pembelajaran
Nama Sekolah : SD Negeri 1 Nawa Kerti
Kelas :
I (satu)
Tema/Subtema : Keluargaku/Anggota Keluargaku
Nama Guru : Ni Nyoman
Suryani
|
No
|
Aapeks yang supervisi
|
Maslah (hasil pemantauan dan
penilaian)
|
Teknik/Kegiatan Supervisi
|
Hasil yang diharapkan
|
|
1
|
Program
Tahunan
|
Tidak
membuat
|
Meberikan
kesdaran pentingnya program semester
|
Guru
membuat dan memahami program tahunan
|
|
2
|
Program
Semester
|
Kurang
lengkap
|
Menyuruh melengkapi
|
Guru
mampu membuat program semester yang lengkap
|
|
3
|
RPP
|
Skenario
kurang rinci
|
Mentoring
oleh guru senior
|
Guru
dapat menguraian KBM secara rinci
|
|
4
|
PTK
|
Belum
pernah membuat PTK
|
Diskusi
pembuatan PTK dan meberi contoh
|
Guru
melaksanakan penetian tindakan kelas
|
Tabel
3.8
Hasil
Pembinaan Perangkat Pendukung Pembelajaran
Nama Sekolah : SD Negeri 2 Kesimpar
Kelas :
V (lima)
Tema/Subtema : Kerukunan dalam Masyarakat/Hidup Rukun
Nama Guru : I Putu
Gunawan, S.Pd.SD.
|
No
|
Aapeks yang supervise
|
Maslah (hasil pemantauan dan
penilaian)
|
Teknik/Kegiatan Supervisi
|
Hasil yang diharapkan
|
|
1
|
Program
Tahunan
|
Sudah
membuat
|
Meberikan
pemahaman pentingnya program semester
|
Guru
membuat program tahunan dengan baik
|
|
2
|
Program
Semester
|
Sudah
ada
|
Memberikan
penguatan
|
Guru
mampu membuat program semester yang lengkap
|
|
3
|
RPP
|
Skenario
kurang rinci
|
Mentoring
oleh guru senior
|
Guru
dapat menguraian KBM secara rinci
|
|
4
|
PTK
|
Belum
pernah membuat PTK
|
Diskusi
pembuatan PTK dan meberi contoh
|
Guru
melaksanakan penelitian tindakan kelas
|
Di dalam tabel 3.7 dan tabel 3.8, terlihat bahwa secara umum guru belum membuat
perangkat pendukung pembelajaran. Program tahuan belum ada, program semester
belum menyediakan waktu cadangan untuk remidi dan pengayaan. Berdasarkan hal
itu dapat disimpulkan bahwa secara umum perangkat pendukung pembelajaran perlu
dibuat lebih lengkap.
2.
Pembinaan
Perencanaan Pembelajaran
Pembinaan perencanaan
pembelajaran berpedoman dari hasil pemantauan dan penilaian terhadap rencana
pembelajaran. Hasilnya disajikan dalam tabel 3.9 dan 3.10 berikut ini.
Tabel
3.9
Hasil
Pembinaan Perencanaan Pembelajaran
Nama Sekolah : SD Negeri 1 Nawa Kerti
Kelas :
I (satu)
Tema/Subtema : Keluargaku/Anggota Keluargaku
Nama Guru : Ni Nyoman
Suryani
|
No
|
Aapeks yang supervise
|
Masalah (hasil pemantauan dan
penilaian)
|
Teknik/Kegiatan Supervisi
|
Hasil yang diharapkan
|
|
1
|
Formulasi
tujuan pembelajaran
|
Pembinaan individu bersama kepala sekolah tentang pengertian
memformula-sikan tujuan pembelajaran sesuai KI dan KD
|
Diskusi,
Tanya jawab, dan latihan serta memberikan contoh-contoh.
|
Guru
dapat memformulasikan tujuan pembelajaran sesuai dengan KI dan KD.
|
|
2
|
Isi
dan pengorganisasian bahan ajar
|
Guru diberikan petunjuk pengorganisasian bahan ajar
mulai yang riil ke abstrak, mudah ke sulit, dan lingkungan sekitar ke lingkungan
lebih jauh
|
Diskusi,
Tanya jawab, dan latihan serta memberikan contoh-contoh.
|
Guru
melakukan pengorganisasian bahan ajar dalam membuat rencana pembelajaran.
|
|
3
|
Skenario
pembelajaran
|
Guru diberikan pembinaan mengenai langkah-langkah
pendekatan ilmiah
|
Diskusi,
tanya jawab, dan latihan serta memberikan contoh pendekatan ilmiah
|
Guru
mampu merancang scenario pembelajaran dengan pendekatan ilmiah
|
|
4
|
Pemilihan
sumber dan media pembelajaran
|
Guru diberikan pemahaman akan pentingnya variasi sumber
dan media pembelajaran dengan mengemuka-kan contoh
|
Diskusi,
tanya jawab, dan latihan serta memberikan contoh sumber dan mdia belajar.
|
Guru
dapat memilih sumber belajar yang sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai
|
Tabel
3.10
Hasil
Pembinaan Perencanaan Pembelajaran
Nama Sekolah : SD Negeri 2 Kesimpar
Kelas :
V (lima)
Tema/Subtema : Kerukunan dalam Masyarakat/Hidup Rukun
Nama Guru : I Putu
Gunawan, S.Pd.SD.
|
No
|
Aapeks yang supervise
|
Masalah (hasil pemantauan dan
penilaian)
|
Teknik/Kegiatan Supervisi
|
Hasil yang diharapkan
|
|
1
|
Formulasi
tujuan pembelajaran
|
Pembinaan individu bersama kepala sekolah tentang
pengertian memformula-sikan tujuan pembelajaran sesuai KI dan KD
|
Diskusi,
Tanya jawab, dan latihan serta memberikan contoh-contoh.
|
Guru
dapat memformulasikan tujuan pembelajaran sesuai dengan KI dan KD.
|
|
2
|
Isi
dan pengorganisasian bahan ajar
|
Guru diberikan petunjuk pengorganisasian bahan ajar
mulai yang riil ke abstrak, mudah ke sulit, dan lingkungan sekitar ke
lingkungan lebih jauh
|
Diskusi,
Tanya jawab, dan latihan serta memberikan contoh-contoh.
|
Guru
melakukan pengorganisasian bahan ajar dalam membuat rencana pembelajaran.
|
|
3
|
Skenario
pembelajaran
|
Guru diberikan pembinaan mengenai langkah-langkah
pendekatan ilmiah
|
Diskusi,
tanya jawab, dan latihan serta memberikan contoh pendekatan ilmiah
|
Guru
mampu merancang scenario pembelajaran dengan pendekatan ilmiah
|
|
4
|
Pemilihan
sumber dan media pembelajaran
|
Guru diberikan pemahaman akan pentingnya variasi sumber
dan media pembelajaran dengan mengemuka-kan contoh
|
Diskusi,
tanya jawab, dan latihan serta memberikan contoh sumber dan mdia belajar.
|
Guru
dapat memilih sumber belajar yang sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai
|
Pembinaan perencanaan
pembelajaran yang disajikan dalam tabel 3.9 dan tabel 3.10 memperlihatkan bahwa
kedua guru perlu pembinaan agar dapat memformulasikan tujuan pembelajaran
sesuai dengan KI dan KD, melakukan pengorganisasian bahan ajar dalam membuat
rencana pembelajaran, mampu merancang scenario pembelajaran dengan pendekatan
ilmiah, dan dapat memilih sumber belajar yang sesuai dengan kompetensi yang
ingin dicapai. Dengan demikian tiga komponen perencanaan yang dipantau dan
dinilai menjadi lebih baik.
3.
Pembinaan
Pelaksanaan Pembelajaran
Pembinaan pelaksanaan
pembelajaran dilakukan setelah pemantauandan penilaian selama pembelajaran di
dalam kelas. Hasil pembinaan ini disajikan didalam tabel 3.11 dan tabel 3.12
berikut ini.
Tabel
3.11
Hasil
Pembinaan Pelaksanaan Pembelajaran
Nama Sekolah : SD Negeri 1 Nawa Kerti
Kelas :
I (satu)
Tema/Subtema : Keluargaku/Anggota Keluargaku
Nama Guru : Ni Nyoman
Suryani
|
No
|
Aapeks yang supervisi
|
Maslah (hasil pemantauan dan
penilaian)
|
Teknik/Kegiatan Supervisi
|
Hasil yang diharapkan
|
|
1
|
Memulai
pembelajaran
|
Guru
memulai pembelajaran kurang efektif karena tidak menyampaikan tujuan dan
hanya melakukan apersepsi
|
Pembinaan
individu, memberikan masukkan tentang pentingnya penyampaian tujuan
|
Guru
memulai pembelajaran kurang efektif
|
|
2
|
Menyajikan
materi pembelajaran
|
Guru belum mengaitkan materi dengan kehidupan nyata
|
Pembinaan
individu, pentingnya mengaitkan materi dengan kehidupan nyata agar pelajaran
menjadi bermakna.
|
Sudah
mengaitkan walaupun dirasakan masih sulit
|
|
3
|
Menerapkan
pendekatan/ strategi pembelajaran yang efektif
|
Guru belum melakukan pembelajaran yang bersifat
kontekstual
|
Bimbingan
individu agar dapat melakukan pembelajaran kontekstual
|
Pembelajaran
kontekstual belum dapat diwujudkan
|
|
4
|
Memanfaatkan
sumber dan media pembelajaran
|
Pembelajaran belum menghasilkan pesan yang menarik
|
Bimbingan
individu, pembelajaran agar menghasilkan pesan menarik agar siswa berminat
|
Sudah
menghasilkan pesan menarik walaupun perlu ditingkatkan
|
|
5
|
Memelihara
keterlibatan siswa dalam pembelajaran
|
Interaksi guru terhadap siswa yang mampu saja
|
Bimbingan
individu, dengan contoh dan analogi
|
Sudah
ada interaksi segala arah
|
|
6
|
Menggunakan
bahasa yang baik dan benar
|
Bahasa guru sudah baik hanya gaya yang perlu
ditambahkan
|
Bimbingan
individu dengan latihan dan contoh
|
Bahasa
dan gaya guru sudah sesuai dengan maksudnya
|
|
7
|
Mengakhiri
pembelajaran secara efektif.
|
Refleksi belum terlihat
|
Bimbingan
individu mengenai manfaat refleksi pada akhir pembelajaran
|
Sudah
ada refleksi namun masih didominasi guru.
|
Tabel
3.12
Hasil
Pembinaan Pelaksanaan Pembelajaran
Nama Sekolah : SD Negeri 2 Kesimpar
Kelas :
V (lima)
Tema/Subtema : Kerukunan dalam Masyarakat/Hidup Rukun
Nama Guru : I Putu
Gunawan, S.Pd.SD.
|
No
|
Aapeks yang supervise
|
Maslah (hasil pemantauan dan
penilaian)
|
Teknik/Kegiatan Supervisi
|
Hasil yang diharapkan
|
|
1
|
Memulai
pembelajaran
|
Guru
memulai pembelajaran kurang efektif karena tidak menyampaikan tujuan dan
hanya melakukan apersepsi
|
Pembinaan
individu, memberikan masukkan tentang pentingnya penyampaian tujuan
|
Guru
memulai pembelajaran kurang efektif
|
|
2
|
Menyajikan
materi pembelajaran
|
Guru belum mengaitkan materi dengan kehidupan nyata
|
Pembinaan
individu, pentingnya mengaitkan materi dengan kehidupan nyata agar pelajaran
menjadi bermakna.
|
Sudah
mengaitkan walaupun dirasakan masih sulit
|
|
3
|
Menerapkan
pendekatan/ strategi pembelajaran yang efektif
|
Guru belum melakukan pembelajaran yang bersifat
kontekstual
|
Bimbingan
individu agar dapat melakukan pembelajaran kontekstual
|
Pembelajaran
kontekstual belum dapat diwujudkan
|
|
4
|
Memanfaatkan
sumber dan media pembelajaran
|
Pembelajaran belum menghasilkan pesan yang menarik
|
Bimbingan
individu, pembelajaran agar menghasilkan pesan menarik agar siswa berminat
|
Sudah
menghasilkan pesan menarik walaupun perlu ditingkatkan
|
|
5
|
Memelihara
keterlibatan siswa dalam pembelajaran
|
Interaksi guru terhadap siswa yang mampu saja
|
Bimbingan
individu, dengan contoh dan analogi
|
Sudah
ada interaksi segala arah
|
|
6
|
Menggunakan
bahasa yang baik dan benar
|
Bahasa guru sudah baik hanya gaya yang perlu
ditambahkan
|
Bimbingan
individu dengan latihan dan contoh
|
Bahasa
dan gaya guru sudah sesuai dengan maksudnya
|
|
7
|
Mengakhiri
pembelajaran secara efektif.
|
Refleksi belum terlihat
|
Bimbingan
individu mengenai manfaat refleksi pada akhir pembelajaran
|
Sudah
ada refleksi namun masih didominasi guru.
|
Pembinaan pelaksanaan
pembelajaran merupakan bagian terpenting dari pembinaan secara keseluruhan.
Pembelajaran adalah inti kegiatan satuan pendidikan yang akan menentukan
keluaran dari lembaga pendidikan. Data yang ditunjukkan oleh tabel 3.11 dan
tabel 3.12 menunjukkan bahwa ketujuh komponen belum seluruhnya tercapai. Guru
memulai pembelajaran kurang efektif karena tidak menyampaikan tujuan dan hanya
melakukan apersepsi dilakukan pembinaan individu, memberikan masukkan tentang
pentingnya penyampaian tujuan.
Guru belum mengaitkan materi dengan kehidupan nyata.
Pembinaan individu dilakukan untuk memberikan pemahaman pentingnya mengaitkan
materi dengan kehidupan nyata agar pelajaran menjadi bermakna. Guru belum melakukan pembelajaran yang bersifat
kontekstual dibina secara individu. Pembelajaran belum menghasilkan pesan yang
menarik dan interaksi guru terhadap siswa yang mampu saja. Bahasa guru sudah
baik hanya gaya yang perlu ditambahkan. Refleksi belum terlihat sehingga
kegiatan menyimpulkan pembelajaran tidak dilakukan.
4.
Pembinaan
Penilaian Pembelajaran
Pembinaan penilaian
pembelajaran dilakukan dengan menyesuaikan perencanaan penilaian dengan
pelaksanaan yang dilakukan dalam pembelajaran. Hasil pembinaan penilaian
pembelajaran disajikan dalam tabel 3.13 dan tabel 3.14 berikut ini.
Tabel
3.13
Hasil
Pembinaan Penilaian Pembelajaran
Nama Sekolah : SD Negeri 1 Nawa Kerti
Kelas :
I (satu)
Tema/Subtema : Keluargaku/Anggota Keluargaku
Nama Guru : Ni Nyoman Suryani
|
No
|
Aapeks yang supervisi
|
Maslah (hasil pemantauan dan
penilaian)
|
Teknik/Kegiatan Supervisi
|
Hasil yang diharapkan
|
|
1
|
Merancang penilaian berdasarkan indikator dalam bentuk kisi-kisi
|
Alat
ukur dirancang hanya untuk menilai kemampuan kognitif
|
Bimbingan
individu diawali dengan kisi-kisi
|
Sudah
membuat kisi-kisi dengan pedoman KI dan KD, belum menggunakan Taksonomi
Bloom.
|
|
2
|
Menggunakan
strategi/teknik penilaian sesuai dengan tujuan penilaian
|
Belum
memanfaatkan portofolio sebagai alat penilaian
|
Bimbingan
individu, dengan memberi contoh portofolio dan pemanfaatannya dalam penilaian
|
Sudah
memulai mengumpulkan pekerjaan siswa untuk dijadikan portofolio
|
|
3
|
Memanfaatkan
hasil penilaian melalui kegiatan analisis hasil penilaian.
|
Belum
membuat analisis penilaian
|
Bimbingan
individu cara membuat analisis hasil penilaian
|
Sudah
menggunakan analisi penilaian hanya untuk mengetahui siswa yang memperoleh
nilai kurang, sedang, dan tinggi.
|
Tabel
3.14
Hasil
Pembinaan Penilaian Pembelajaran
Nama Sekolah : SD Negeri 2 Kesimpar
Kelas :
V (lima)
Tema/Subtema : Kerukunan dalam Masyarakat/Hidup Rukun
Nama Guru : I Putu
Gunawan, S.Pd.SD.
|
No
|
Aapeks yang supervisi
|
Maslah (hasil pemantauan dan
penilaian)
|
Teknik/Kegiatan Supervisi
|
Hasil yang diharapkan
|
|
1
|
Merancang penilaian berdasarkan indikator dalam bentuk kisi-kisi
|
Alat
ukur dirancang hanya untuk menilai kemampuan kognitif
|
Bimbingan
individu diawali dengan kisi-kisi
|
Sudah
membuat kisi-kisi dengan pedoman KI dan KD, belum menggunakan Taksonomi
Bloom.
|
|
2
|
Menggunakan
strategi/teknik penilaian sesuai dengan tujuan penilaian
|
Belum
memanfaatkan portofolio sebagai alat penilaian
|
Bimbingan
individu, dengan memberi contoh portofolio dan pemanfaatannya dalam penilaian
|
Sudah
memulai mengumpulkan pekerjaan siswa untuk dijadikan portofolio
|
|
3
|
Memanfaatkan
hasil penilaian melalui kegiatan analisis hasil penilaian.
|
Belum
membuat analisis penilaian
|
Bimbingan
individu cara membuat analisis hasil penilaian
|
Sudah
menggunakan analisi penilaian hanya untuk mengetahui siswa yang memperoleh
nilai kurang, sedang, dan tinggi.
|
Pembinaan terhadap
penilaian pembelajaran dilakukan setelah guru menyajikan pembelajaran dan
persiapan untuk pembelajaran perbaikan berikutnya. Tabel 3.13 dan tabel 3.14
memperlihatkan bahwa permasalahan penilaian pada kedua sekolah perlu
ditingkatkan. Menurut wawancara dengan guru kelas masing-masing, permasalahan
utama yang dihadapinya ketika KTSP 2013 diberlakukan adalah penilaian khususnya
penilaian otentik yang menggunakan beberapa macam format. Oleh karena itu
pembinaan penilaian pembelajaran difokuskan pada penilaian otentik. Dari hasil
pemantauan dan penilaian yang dilakukan maka selain pembinaan penilaian otentik
juga dilakukan pembinaan terhadap rancangan
penilaian berdasarkan indikator dalam
bentuk kisi-kisi, menggunakan strategi/teknik penilaian sesuai dengan tujuan
penilaian, dan pembinaan pemanfaatkan hasil penilaian melalui kegiatan analisis
hasil penilaian. Tindakan pembinaan dilakukan dengan pembinaan langsung secara
individu.
Secara umum supervise
pembelajaran melalui pemantauan dan penilaian yang dilakukan selama empat hari
di dua sekolah, belum dapat melaksanakan kegiatan OJL secara optimal. Demikian
juga kegiatan pembinaan yang hanya dilakukan sekali sehingga pembelajaran yang
dilaksanakan guru bersangkutan tidak dapat dipantau secara berkesinambungan.
Masih ada permasalahan pembelajaran yang tidak dapat dipantau mengingat
keterbatasan waktu yang tersedia. Hasil pembinaan hanya dapat dilihat satu kali
dan masih perlu pembinaan selanjutnya sehingga pembelajaran sesuai dengan
standar mutu yang diharapkan.
BAB IV
PENUTUP
A. Simpulan
Standar kompetensi kepala sekolah menuntut peran kepala sekolah untuk
lebih memperhatikan aspek akademis, khususnya dalam hal supervisi terhadap guru
untuk meningkatkan kualitas pembelajaran. Berdasarkan tujuan yang telah
dikemukakan, maka simpulan yang dapat dikemukakan sebagai berikut.
1. Calon kepala sekolah telah mendapatkan
pengalaman dan pembelajaran praktek di sekolah sendiri maupun di sekolah magang dengan
paradigma, pendekatan, dan teknik-teknik yang telah diperoleh selama kegiatan
diklat in service learning.
Pengalaman tersebut dapat dikemukakan sebagai berikut.
a)
Guru belum banyak yang mengembangkan silabus dan
menyusun RPP secara mandiri tetapi lebih cendrung mengembangkan silabus yang
sudah ada dengan menyesuaikan terhadap sarana dan kemampuan guru.
b)
Dalam pembelajaran, guru belum terbiasa menerapkan
pendekatan pembelajaran inovatif yang sesuai dengan kompetensi yang ingin
dicapai.
c)
Guru juga belum banyak memanfaatkan media pembelajaran
dan sumber belajar yang bervariasi, meskipun sudah tersedia fasilitasnya.
d)
Guru belum mengembangkan penilaian otentik secara
optimal karena petunjuk dan teknis pelaksanaannya masih kurang jelas sehingga
pemahaman guru belum memadai.
2. Calon kepala sekolah sudah ikut memberikan
masukan/solusi terhadap kesenjangan
yang ada di sekolah tempat pelaksanaan OJL. Solusi yang telah diberikan sebagai berikut.
a. Rencana pembelajaran hendaknya memuat empat hal
pokok yang perlu menjadi perhatian guru, yaitu tujuan, pengorganisasian bahan
ajar, skenario pembelajaran, dan pemilihan sumberdan media pembelajaran
b. Dalam
pelaksanaan pembelajaran, guru hendaknya mememperhatikan tujuh komponen pokok
yang harus dilakukan. Memulai pembelajaran, menyajikan materi, memanfaatkan
sumber, melibatkan siswa, penggunaan bahasa, dan menutup pembelajaran.
c. Penilaian pembelajaran menggunakan penilaian
otentik dan memuat tiga hal yaitu kompetensi sikap, keterampilan, dan
pengetahuan.
3. Calon kepala sekolah telah memberikan
motivasi kepada guru agar menerapkan kemampuannya dalam melaksanakan
tugas-tugas pembelajaran, pengembangan kemampuannya sendiri, serta mendorong
guru agar memiliki perhatian yang sungguh-sungguh (komitmen) terhadap tugas dan
tanggung jawabnya. Motivasi tersebut anatara lain sebagai berikut.
a. Cobalah membuat format penilaian otentik dan
coba lakukan penilaian, jangan memikirkan benar atau tidak, nantinya penilaian
tersebut dikomunikasikan dengan teman untuk mengetahui kelemahannya.
b. Jangan takut terhadap supervisi pembelajaran
baik yang dilakukan kepala sekolah atau pengawas, karena supervisi akan
memberikan pengalaman tersendiri dalam “mendewasakan” guru.
B. Saran
Berdasarkan pengalaman selama
kegiatan OJL di SD Negeri 1 Nawa Kerti dan SD Negeri 2 Kesimpar yang
berlangsung selama empat hari, maka saran yang dapat disampaikan sebagai
berikut.
Pertama, kepala sekolah hendaknya
melakukan supervisi akademik dalam pembelajaran secara berkesinambungan sesuai
dengan program yang ada sehingga dapat meningkatkan kompetensi guru sehingga
dapat meningkatkan kompetensi peserta didik dalam pembelajaran.
Kedua, guru hendaknya lebih
meningkatkan pelayanan kepada peserta didik. Pelayanan dalam pembelajaran
misalnya perencanaan dan pendukungnya, pelaksanaan yang lebih intensif, dan
penilaian pembelajaran. Dalam arti luas pelayanan yang menempatkan peserta
didik sebagai manusia seutuhnya.
Ketiga, sekolah perlu memfasilitasi guru dalam hal pengembangan profesinya,
administrasi pembelajaran, pengembangan media dan model pembelajaran, penilaian,
dan sekolah juga perlu mengusahakan penyediaan fasilitas pembelajaran dan
mendorong guru untuk memanfaatkan fasilitas yang ada secara maksimal.
DAFTAR PUSTAKA
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik
Indonesia Nomor 65 Tahun 2013 tentang Standar
Proses.
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 66
Tahun 2013 tentang Standar Penilaian
Pendidikan.
Peraturan Menteri Pendidikan
Nasional Nomor 13 Tahun 2007 tentang Standar
Kepala Sekolah/Madrasah
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional
Nomor 15 Tahun 2010 tentang Standar
Pelayanan Minimal (SPM) Pendidikan
Peraturan
Menteri Pendidikan Nasional Nomor 28
Tahun 2010 tentang Penugasan Guru sebagai
Kepala Sekolah.
Peraturan Pemerintah Nomor 19
Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan.
Purwanto, M
Ngalim. 2003. Administrasi dan Supervisi
Pendidikan. Jakarta: PT Remaja Rosdakarya.
Suparma, I
Made. 2014. Supervisi Akademik.
Denpasar.
Makalah
disajikan dalam Diklat Calon Kepala Sekolah Kabupaten Karangasem Tahun 2014
yang diselenggarakan di SMPN 5 Amlapura tanggal 27 Oktober sampai dengan 6
November 2014.
Undang Undang
Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar