Minggu, 21 Februari 2016

LAPORAN OJL CALON KEPALA SEKOLAH DASAR



LAPORAN ON THE JOB LEARNING (OJL)
DIKLAT CALON KEPALA SEKOLAH
KABUPATEN KARANGASEM TAHUN 2014


TENTANG


IMPLEMENTASI SUPERVISI PEMBELAJARAN MELALUI PEMANTAUAN, PENILAIAN, DAN PEMBINAAN
DI SEKOLAH DASAR





 









OLEH:
NAMA               :  I NYOMAN BUDHIYASA, S.Pd., M,Pd.H.
UNIT KERJA   :  SD NEGERI 1 NAWA KERTI
NIP                     :  197106032000121003









PEMERINTAH KABUPATEN KARANGASEM
DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA
NOVEMBER 2014




BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
          Mencerdaskan kehidupan bangsa merupakan tujuan bangsa Indonesia yang dikemukakan di dalam Pembukaan Undang Undang Dasar 1945. Tujuan ini selanjutnya diimplementasikan dalam beberapa undang-undang yang salah satunya adalah Undang Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Di dalam undang-undang ini dikemukakan bahwa tujuan pendidikan nasional yaitu mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Selanjutnya sebagai realisasi upaya peningkatan mutu pendidikan pemerintah telah menetapkan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. Peraturan ini menegaskan bahwa standar nasional pendidikan adalah kriteria minimal tentang sistem pendidikan diseluruh wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia yangberfungsi sebagai dasar bagi perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan pendidikan pada setiap satuan pendidikan dalam ranggka mewujudkan pendidikan yang bermutu. Standar pendidikan meliputi standar isi, standar kompetensi lulusan, standar proses, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana prasarana, standar pengelolaan, standar pembiayaan, dan standar penilaian. Mengingat bahwa kondisi satuan  pendidikan  di seluruh wilayah Indonesia masih sangat beragam dan kualitasnya masih berada di bawah standar nasional, maka perlu dicari strategi untuk mencapainya secara bertahap.
         Upaya ini dilakukan dengan menetapkan Standar Pelayanan Minimal (SPM) melalaui Permendiknas Nomor 15 Tahun 2010 yang merupakan tingkat pelayanan minimal yang harus dipenuhi oleh setiap satuan pendidikan. Apabila standar pelayanan minimal telah tercapai maka indikator tingkat (mutu) layanan akan dinaikkan dari waktu ke waktu, hingga mencapai tingkatan yang ditetapkan dalam standar. Oleh karena itu standar pelayanan minimal dapat diartikan sebagai strategi untuk mencapai standar nasional secara bertahap dan merupakan sasaran antara untuk menuju pemenuhan standar nasional.
Sehubungan dengan uraian tersebut, kepala sekolah mempunyai peran yang sangat strategis dalam mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 13 Tahun 2007 tentang Standar Kepala Sekolah/Madrasah telah menetapkan bahwa ada 5 (lima) kompetensi yang wajib dimiliki kepala sekolah yaitu kepribadian, manajerial, kewirausahaan,  supervisi dan sosial. Salah satu kompetensi yang sangat berperan langsung terhadap peningkatan mutu pembelajaran adalah kompetensi supervisi.
Para ahli mendefinisikan supervisi dengan cara yang berbeda. Suparma (2014) mengutip pendapat  Daresh (1989) misalmya, mendefinisikan supervisi  sebagai suatu proses mengawasi kemampuan seseorang untuk  mencapai tujuan organisasi. Wiles (1955) mendefinisikan sebagai bantuan dalam pengembangan situasi belajar mengajar. Lucio dan McNeil (1978) mendefinisikan tugas supervisor antara lain (1) tugas perencanaan, yaitu menetapkan kebijaksanaan dan program, (2) tugas administrasi, yaitu pengambilan keputusan serta pengkoordinasian melalui konferensi dan konsultasi yang dilakukan dalam usaha mencari perbaikan kualitas pengajaran, (3) tugas partisipasi secara langsung dalam pengembangan kurikulum, yaitu dalam kegiatan merumuskan tujuan, membuat penuntun mengajar bagi guru, dan memilih isi pengalaman belajar, (4) melaksanakan demonstrasi mengajar  untuk guru-guru, serta, dan (5) melaksanakan penelitian. Sergiovanni dan Starratt (1979) berpendapat bahwa tugas utama supervisi adalah perbaikan situasi pengajaran.
Dari berbagai definisi tersebut, kelihatannya ada kesepakatan umum bahwa kegiatan supervisi pembelajaran ditujukan untuk perbaikan pembelajaran. Perbaikan itu dilakukan melalui peningkatan kemampuan professional guru dalam melaksanakan tugasnya. Secara sederhana menurut Purwanto (2003), supervisi adalah semua usaha yang dilakukan oleh supervisor untuk memberikan bantuan kepada guru dalam memperbaiki pembelajaran. Dalam kerangka keseluruhan kegiatan pendidikan di sekolah, supervisi mempunyai kawasan tugas sebagai bagian dari kegiatan sekolah itu secara keseluruhan yang langsung berhubungan dengan pembelajaran tetapi tidak langsung berhubungan dengan siswa. Supervisi tidak dapat diartikan secara sempit sebagai proses untuk mengawasi dan usaha memperbaiki pembelajaran yang terbatas di dalam ruangan kelas, tetapi lebih luas dari itu. Proses pembelajaran selalu terkait dengan semua kegiatan pendidikan di sekolah. kegiatan supervisi bertujuan untuk memperbaiki proses dan hasil pembelajaran. Kegiatan utamanya adalah membantu guru, tetapi dalam konteksnya yang luas menyangkut komponen sekolah yang lain karena guru juga terkait dengan komponen tata usaha, sarana, lingkungan sekolah, dan sebagainya. Sasaran supervisi dapat dibedakan menjadi dua, yaitu yang berhubungan langsung dengan pembelajaran dan yang berhubungan dengan pendukung pembelajaran.
Dalam kaitannya dengan kompetensi supervisi kepala sekolah, maka kepala sekolah mempunyai tugas memotivasi guru untuk melakukan proses pembelajaran  agar mampu menumbuhkan kemampuan kreativitas, daya inovatif, kemampuan pemecahan masalah, berpikir kritis, dan memiliki naluri dan jiwa kewirausahaan siswa sebagai produk pendidikan. Kepala Sekolah merupakan  pembina dalam pengelolaan pendidikan sehingga dapat meningkatkan kinerja pendidik dan tenaga kependidikan dalam melaksanakan tugas pokoknya. Kepala sekolah juga memiliki potensi akademik sehingga dapat membimbing guru dalam mengembangkan, melaksanakan, dan melakukan penjaminan mutu kurikulum, mengarahkan pengembangan silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran, meningakatkan kinerja dalam mengevaluasi pembelajaran sehingga dapat menghasilkan  standar lulusan yang bermutu.  Penyelenggaraan pendidikan Indonesia terutama proses pembelajaran di kelas saat ini seolah-olah masih merupakan otoritas sepenuhnya pada guru. Hampir tidak ada pihak luar yang peduli, memperhatikan  serta  mencermati  pelaksanaan pembelajaran guru dihadapan peserta  didiknya.  Bahkan sering dikatakan bahwa pekerjaan guru adalah merupakan profesi yang tidak dapat dilihat oleh orang lain selain siswa. Apabila ada pengawas, kepala sekolah, atau sesama guru yang ingin tahu bagaimana seorang guru mengajar, hal ini sering dianggap tabu dan dikatakan tidak percaya pada guru. Kondisi tersebut sering dipengaruhi oleh budaya tertutup yang melingkupi iklim kerja sekolah  selama ini.  Oleh  karena itu  walau pun  kepala  sekolah dan pengawas sekolah memiliki kewenangan untuk memonitoring dan menilai kinerja guru dalam pembelajaran, namun selama ini kurang maksimal dilakukan.
          Penilaian kinerja guru sering hanya diukur dari administrasi pembelajaran yang ditulis. Kunjungan kelas seakan masih merupakan formalitas, atau bahkan hanya dilakukan bila seorang guru dianggap bermasalah. Kondisi demikian tentu tidak mendukung upaya peningkatan mutu pendidikan, yang rohnya terletak pada interaksi antara guru dan siswa di kelas. Akuntabilitas guru menjadi rendah dan hanya terfokus pada bagaimana membuat siswa dapat mengerjakan soal-soal ujian. Pada mata pelajaran tertentu yang tidak termasuk pelajaran ujian nasional, terkesan lebih santai lagi. Pembelajaran yang aktif, kreatif,efektif, menyenangkan, dan bermakna bagi kehidupan siswa, masih jauh dari harapan.
Dalam kondisi demikian, maka peran kepala sekolah sebagai pembina guru sangat diharapkan. Kepala sekolah harus berfungsi sebagai kontrol kualitas dalam proses pendidikan, khususnya pembelajaran/bimbingan.  Kualitas tidak hanya pada dimensi ketercapaian target materi dan nilai ulangan siswa, namun juga kebermaknaan proses pembelajaran yang dilakukan guru. Demi mendukung peran kepala sekolah dalam meningkatkan mutu pendidikan disekolah maka dibutuhkan  kepala  sekolah yang mempunyai kompetensi kuat dalam mengontrol kualitas pembelajaran. Dengan kepala sekolah yang kuat kompetensinya  diharapkan dapat membimbing, menjadi contoh, dan menggerakkan guru dalam peningkatan mutu pendidikan di sekolah. Oleh karena itu, program penyiapan calon kepala sekolah yang dilakukan Dinas Pendidikan Kabupaten Karangasem merupakan upaya sangat penting sebagai perwujudan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional  Nomor 28 Tahun 2010 tentang Penugasan Guru sebagai Kepala Sekolah.  Program penyiapan calon kepala sekolah ini merupakan upaya yang sangat penting untuk menghasilkan kepala sekolah yang kuat di dalam mewujudkan  kualitas siswa yang diharapkan yaitu berpikir kritis, kreatif, inovatif, cakap menyelesaikan masalah, dan bernaluri wirausaha. Oleh karena itu sebagai calon kepala sekolah perlu mendapatkan pengalaman awal dengan melakukan kajian yang berjudul Implementasi Supervisi Pembelajaran Melalui Pemantauan, Penilaian, dan Pembinaan di Sekolah Dasar.
Telah dikemukakan sebelumnya bahwa supervisi dalam pembelajaran  meliputi supervisi terhadap pembelajaran maupun komponen pendukungnya.  Supervisi pembelajaran merupakan kegiatan yang berhubungan langsung dengan pembelajaran tetapi tidak langsung dengan siswa.  Supervisi merupakan bantuan kepada guru dalam perbaikan situasi pembelajaran. Dalam kaitannya  dengan  perbaikan  situasi pembelajaran ini, tugas seorang supervisor adalah membantu guru dalam pengembangan kurikulum, pengorganisasian pembelajaran, pemenuhan fasilitas sesuai dengan  rancangan proses pembelajaran, perancangan dan pemerolehan bahan pembelajaran sesuai dengan rancangan kurikulum, implementasi  peningkatan pengalaman belajar, pelaksanaan orientasi tugas/cara   baru dalam proses pembelajaran, pengkoordinasian  antara kegiatan pembelajaran dengan kegiatan layanan lain di sekolah, pengembangan hubungan  dengan masyarakat, dan pelaksanaan  evaluasi  pembelajaran.

Target supervisi adalah adanya peningkatan mutu pembelajaran yang dapat berdampak pada peningakat hasil belajar siswa yakni tercapainya standar kompetensi lulusan secara optimal. Untuk itu, supervisi belum bisa dikatakan sempurna jika hanya dilakukan dengan pemantauan dan penilaian. Pemantauan dan penilaian hanya mampu menemukan hasil yang memuat kekuatan, kelemahan dan kesenjangan, tetapi belum menghasilkan perbaikan mutu secara optimal sehingga diperlukan membinaan. Kegiatan memantau pelaksanaan  tugas guru yang terkait dengan pembelajaran bertujuan mencegah terjadinya penyimpangan yang lebih jauh, mengetahui ada tidaknya hambatan, dan meningkatkan efisiensi penggunaan sumber daya.
Penilaian adalah proses menemukan data kinerja guru, dan membandingkan data tersebut dengan standar mutu yang telah ditetapkan. Penilaian bertujuan menemukan kelemahan dan kekuatan, menemukan kesenjangan/masalah, mengidentifikasi penyebab masalah, dan mencari solusi terhadap masalah. Minimal ada tiga tugas guru  yang perlu dipantau dan dinilai yaitu perencanaan pembelajaran, proses pembelajaran, dan penilaian pembelajaran.  Selanjutnya ada empat hal yang menjadi objek penilaian dalam perencanaan pembelajran yaitu formulasi tujuan pembelajaran, isi dan pengorganisasian bahan ajar, skenario pembelajaran, dan pemilihan sumber dan media pembelajaran. Selanjutnya dalam proses pembelajaran ada tujuah pokok yang dinilai yaitu memulai pembelajran, menyajikan materi pembelajran, menerapkan pendekatan/ strategi pembelajaran yang efektif,  memanfaatkan sumber dan media pembelajaran, memelihara keterlibatan siswa dalam KBM, menggunakan bahasa yang baik dan benar, dan  mengakhiri pelejaran  secara efektif.
Pembinaan adalah inti dan kegiatan terpenting dari proses supervisi. Pembinaan adalah usaha menfasiliatsi  dan memotivasi guru  untuk menguasai tugas, konsep, prinsip, dan prosedur  kerja, menemukan  dan memecahkan masalah  terkait dengan pembelajaran. Tujuan pembinaan adalah untuk meningkatkan kompetensi guru (sikap, pengetahuan dan keterampilan), meningkatkan kinerja guru terutama terkait dengan perencanaan, proses pembelejran, dan penilaian hasil dan proses pembelajaran. Pembinaan sebaiknya dilakukan berdasarkan hasil pemantataun dan penilaian. Pembinaan dapat dilakukan dengan memberi bimbingan individu setelah pengamatan (observasi), melalui diskusi/kerja kelompok, melalui kegiatan workshop, mentoring (pembinaan oleh teman sejawat), evaluasi diri, MGMP, KKG, workshop, seminar, diklat, dan kegiatan lainnya.
Berdasarkan uraian di atas dapat ditegaskan bahwa implementasi supervisi pembelajaran melalui  pemantauan, penilaian, dan pembinaan adalah usaha yang dilakukan kepala sekolah untuk menemukan kekuatan, kelemahan, dan kesenjangan pembelajaran untuk dibandingkan dengan standar mutu yang ada sehingga dapat memfasilitasi dan memotivasi guru dalam perbaikan pembelajaran sekolah dasar. Implementasi supervisi melalui pemantauan, penilaian, dan pembinaan ini dilakukan di dua tempat yakni di SD Negeri 1 Nawa Kerti dan di SD Negeri 2 Kesimpar Kecamatan Abang Kabupaten Karangasem. Hasil kajian diharapkan dapat memberikan deskripsi dan strategi dalam pelaksanaan tugas yang sebenarnya sebagai kepala sekolah.

B. Tujuan
            Kegiatan penyiapan program calon kepala sekolah dapat dikatakan sebagai kegiatan praktek pengalaman lapangan sebelum calon kepala sekolah mengemban tugas sebagai kepala sekolah. Dalam kaitannya dengan hal tersebut, kegiatan ini memiliki tujuan sebagai berikut.
1)      Memberikan kesempatan kepada calon kepala sekolah untuk mendapatkan pengalaman dan pembelajaran melalui praktek  di sekolah sendiri dan sekolah magang dengan paradigma, pendekatan, dan teknik-teknik yang telah diperoleh selama kegiatan diklat in service learning
2)      Memberikan kesempatan kepada calon kepala sekolah untuk ikut memberikan masukan/solusi terhadap kesenjangan yang ada di sekolah sendiri maupun di sekolah magang.
3)      Memberikan kesempatan kepada calon kepala sekolah untuk dapat memberikan motivasi kepada guru menerapkan kemampuannya dalam melaksanakan tugas-tugas pembelajaran, pengembangan kemampuannya sendiri, serta mendorong guru agar memiliki perhatian yang sungguh-sungguh (komitmen) terhadap tugas dan tanggung jawabnya.

C. Hasil yang diharapkan
          Kompetensi supervisi akademik intinya adalah pembinaan guru oleh kepala sekolah dalam meningkatkan mutu pembelajaran. Sasaran supervisi akademik meliputi kegiatan proses pembelajaran, penyusunan silabus dan rencana pembelajaran, pemilihan strategi/metode/teknik pembelajaran, penggunaan media dan teknologi informasi pembelajaran, dan penilaian proses dan hasil pembelajaran. Dengan demikian, hasil yang diharapkan dari on the job learning bagi calon kepala sekolah sebagai berikut.
1)      Memiliki pengalaman merencanakan program supervisi akademik oleh kepala sekolah dalam rangka peningkatan profesionalisme kepala sekolah.
2)      Memiliki pengalaman melaksanakan program kepala sekolah sesuai dengan program yang telah disusun dalam memberi masukan dan solusi terhadap kesenjangan yang ada di sekolah.
3)   Memiliki pengalaman melakukan supervisi sesuai program kepala sekolah dalam hal pemantauan, penilaian, dan pembinaan terhadap guru dalam merencanakan, melaksanakan, mengevaluasi, dan tidak lanjut pembelajaran.


BAB II
KONDISI NYATA SEKOLAH

Kondisi nyata sekolah pada umumnya dapat dilihat dari profil sekolah masing-masing karena profil memuat berbagai hal tentang sekolah mulai dari sarana prasarana, tenaga pendidik dan kependidikan, daya dukung, dan data lainnya. Untuk mengetahui kondisi sekolah selama OJL berikut ini disajikan data masing-masing sekolah.

A.    Kondisi SD Negeri 1 Nawa Kerti
            SD Negeri 1 Nawa Kerti Didirikan pada tanggal 1 Januari 1978 di Desa Nawa Kerti Kecamatan Abang Kabupaten Karangasem. Tahun pelajaran 2014/2015 SD Negeri 1 Nawa Kerti membina 232 siswa, dan terbagi menjadi 9 rombongan belajar. Data selengkapnya disajikan dalam table 2.1 berikut ini.

Tabel 2.1
Data Jumlah Siswa SD Negeri  1 Nawa Kerti Tahun 2014/2015
No
Kelas
Jumlah Siswa
Jumlah
Laki-laki
Perempuan
1
I
20
20
40
2
II
26
14
40
3
III
24
22
46
4
IV
11
17
28
5
V
22
27
49
66
VI
 18
11
29
Jumlah


232
Sumber: Data Statistik Sekolah tahun 2014

Keadaan sosial ekonomi orang tua siswa hampir homogen yakni masyarakat buruh dan petani. Demikian pula perhatiannya untuk pendidikan. Dari 210 (dua ratus sepuluh) orang tua siswa, sebanyak  1% orang yang memiliki pekerjaan sebagai PNS/TNI-POLRI, 5% pegawai swasta, 10%sebagai wiraswasta kecil, dan sisanya sebagai buruh dan petani. Kemampuan masyarakat untuk mendukung penyelenggaraan pendidikan pada SD Negeri  1 Nawa Kerti secara financial masih kurang. Keadaan sosial ekonomi masyarakat yang belum memadai, berpengaruh kepada penyelenggaraan pendidikan dan intensitas kegiatan belajar siswa di rumah. Masih banyak siswa yang harus membantu keluarga untuk mencari nafkah pokok dalam menyangga hidup,sehingga kesempatan bermain dan belajar yang menjadi hak anak terpaksa terpangkas akibat kebutuhan tersebut. Tercatat selama tahun pembelajaran 2013/2014, ada 2 (dua) orang siswa yang putus sekolah akibat dari tidak memdapat perhatian orang tua kandungnya serta senantiasa membantu keluarga yang ditumpangi untuk mencari nafkah. Berbagai upaya yang telah dilakukan oleh pihak SD Negeri 1 Nawa Kerti untuk mengajak anak kembali melanjutkan sekolah, namum upaya tersebut hanya mampu membuat anak kembali ke sekolah hanya dalam beberapa minggu dan pada akhirnya kembali meninggalkan bangku sekolah.
SD Negeri 1 Nawa Kerti adalah salah satu dari SD imbas Gugus VI Kecamatan Abang yang terdiri atas tujuh sekolah. Walaupun keberadaannya sebagai SD imbas,  SD Negeri 1 Nawa Kerti sering menjadi pusat kegiatan di tingkat gugus.  Dampak dari hal tersebut SD Negeri 1 Nawa Kerti harus mampu menjadi teladan bagi SD lainnya. Sampai dengan saat ini, SD Negeri 1 Nawa Kerti memliliki empat unit gedung dengan rincian; tiga gedung masing masing terdiri atas tiga, dua, dan empat bilik ruang kelas yang dimanfaatkan sebagai ruang belajar dan satu unit ruang perpustakaan.Sekolah hanya memiliki dua buah kamar kecil.Keterbatasan anggaran menyebabkan SDN 1 Nawa Kerti belum mempunyai fasilitas lainnya, Misalnya lapangan olahraga, gudang, tempat parkir, ruang UKS, dan kamar mandi yang cukup. Melalui pengembangan swakelola perbaikan gedung sekolah, sekolah mampu membangun sebuah padmasana dengan pelataran seluas 10 x 12 meter.
Dalam upaya meningkatkan mutu pembelajaran, sampai dengan saat ini SD Negeri 1 Nawa Kerti berupaya meningkatkan sarana pendidikan. Hanya mampu menyediakan perangkat LCD, laptop, dan sejumlah CD pembelajaran. Perpustakaan yang telah dikelola sedemikian rupa dengan jumlah buku masih minim dan memiliki bahan pustaka berupa globe, bola langit, KIT IPA, KIT Matematika, peta, dan alat belajar lain.
SD Negeri 1 Nawa Kerti saat ini dipimpin kepala sekolah dengan kualifikasi S-1 kependidikan dan sedang melajutkan kejenjang S-2, satu orang guru kelas dengan kualifikasi S-2, enam orang guru kelas dengan kualifikasi S-1 dan salah satu sedang melanjutkan ke jenjang S-2, tiga orang guru pengabdi dengan dengan kualifikasi  S1,  satu orang guru penjaskes dengan kualifikasi S1, satu orang guru pendidikan Agama Hindu dengan kualifikasi S1 dan sedang melanjutkan ke jenjang S-2,  dan tiga orang tenaga administrasi.
Visi  SDN 1 Nawa Kerti adalah unggul dalam bidang akademik dan non akademik berdasarkan sraddha dan bhakti. Untuk mewujudkan visi tersebut, misi yang diemban SDN 1 Nawa Kerti yaitu:
1)          Mewujudkan bimbingan individual bagi siswa berkemampuan khusus.
2)          Mewujudkan pelaksanaan pengayaan belajar secara berkelanjutan.
3)          Mewujudkan pembelajaran yang bermakna berlandaskan PAIKEM.
4)          Mewujudkan peningkatan hasil belajar minimal 0,05 setiap tahun sampai mencapai standar hasil belajar nasional.
5)          Mewujudkan kemampuan baca, tulis, hitung yang memadai bagi siswa  kelas I , II, dan III secara optimal
6)          Mewujudkan kebiasaan membaca dan menulis.
7)          Mewujudkan perangkat kurikulum yang operasional dan dinamis
8)          Mewujudkan pendidik dan tenaga kependidikan yang tangguh.
9)          Mewujudkan prestasi olah raga dan seni yang kompetitif
10)      Mewujudkan kebiasaan bersembahyang setiap hari, purnama tilem, dan   hari hari raya.
11)      Mewujudkan prilaku siswa yang berlandaskan budaya bali, jujur, tawakal, ikhlas, dan rela berkorban.
12)      Mewujudkan ketrampilan dasar sebagai bekal hidup ( life skill ).
13)      Mewujudkan sumber-sumber pendapatan yang memadai.
14)      Mewujudkan manajemen berbasis sekolah yang tangguh.
15)      Mewujudkan sekolah yang indah, rindang, sehat, dan spiritual.  
16)      Mewujudkan sarana belajar berorientasike masa depan.
Secara umum tujuan pendidikan yang digariskan oleh SD Negeri 1 Nawa Kerti sesuai dengan visi dan misi sekolah yaitu tujuan jangka panjang, selama kurun waktu lebih dari 4 tahun. Selama kurun waktu tersebut beberapa hal yang ingin diwujudkan yaitu melahirkan peserta didik dan lulusan yang memiliki kemampuan akademik dan nonakademik serta mampu mengaplikasikannya di masyarakat dan di sekolah lanjutan sehingga nantinya berguna bagi keluarga, masyarakat, bangsa, dan negara.

B. Keadaan SD Negeri 2 Kesimpar
SD Negeri 2 Kesimpar yang berlokasi di dusun Celagi, Desa Kesimpar Kecamatan Abang Kabupaten Karangasem. Sekolah ini dibangun pada  tanggal 1 Juli 1980, di atas tanah seluas 1450 m2. Luas bangunan 416 m2, luas halaman 1034 m2 Nomor Statistik sekolah 101220801035. Sekolah ini sudah diakreditasi sebanyak 2 kali dengan peringkat B (baik) masing-masing memperoleh nilai 72 dan 83.
Tahun pelajaran 2014/2015 ini SD Negeri 2 Kesimpar membina 87 siswa terdiri atas 37 orang laki-laki dan 50 orang perempuan. Seluruh siswa yang terbagi ke dalam 6 rombongan belajar. Keadaan selengkapnya sesuai data pada table 2.2 berikut ini.

Tabel 2.2
Data Jumlah Siswa SD Negeri 2 Kesimpar Tahun 2014/2015
No
Kelas
Jumlah Siswa
Jumlah
Laki-laki
Perempuan
1
I
7
11
18
2
II
8
6
14
3
III
7
8
15
4
IV
5
4
9
5
V
9
10
19
6
VI
1
11
12
Jumlah
37
50
87
Sumber: Data Statistik Sekolah tahun 2014
SD Negeri 2 Kesimpar kini memiliki guru sebanyak  7 orang semuanya  Pegawai Negeri Sipil (PNS) 6 diantaranya sudah memiliki sertifikat profesional  1 orang penjaga sekolah non PNS, 1 orang tenaga urusan administrasi Non PNS, dan 1 orang yang merupakan tenaga pengabdi.

C.      Permasalahan yang Ditemukan di Lapangan
          Permasalahan yang ditemukan selama kegiatan OJL telah dituangkan dalam tujuan yang dikemukakan. Permasalahan yang dikemukakan berikut ini terkait dengan supervisi akademik dalam pembelajaran sesuai dengan yang dikemukakan Suparma (2014) dalam makalahnya yang berjudul Supervisi Akademik. Supervisi akademik yang dikemukakannya terdiri atas tiga hal yakni pemantauan, penilaian, dan pembinaan dalam perencanaan, pelaksanaan, penilaian pembelajaran.  Permasalahan yang dapat dikemukakan selama kegiatan on the job learning sebagai berikut.
1)      Perencanaan pembelajaran yang dikembangkan guru baik di sekolah sendiri maupun sekolah magang, masih menggunakan silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran hasil pengembangan dari perangkat yang telah ada, bukan pengembangan yang dibuat sendiri.
2)      Pelaksanaan pembelajaran belum memperlihatkan adanya inovasi baik dalam media,  memanfaatkan model-model pembelajaran, mengembangkan keterampilan kooperatif dan berkolaborasi (eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi), memanfaatkan alat bantu dan media pembelajaran,
3)      Penilaian pembelajaran masih lemah dalam hal teknik dan instrumen penilaian, kisi-kisi dan analisis butir soal, serta program remidial dan pengayaan. Isi daftar nilai masih sebatas nilai tugas dan ulangan harian dalam bentuk kognitif dan penilaian autentik belum terlaksana dengan baik.
Pelaksanaan kegiatan on the job learning bagi peserta diklat calon kepala sekolah di sekolah-sekolah magang merupakan pembelajaran dan arena latihan dalam melakoni peran dan fungsi kepala sekolah.



BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN

Implementasi supervisi akademik dalam pembelajaran melalui pemantauan, penilaian, dan pembinaan meliputi supervisi terhadap pembelajaran maupun komponen pendukungnya. Menurut Suparma (2014), supervisi akademik dalam pembelajaran meliputi tiga tugas guru  yang perlu dipantau dan dinilai yaitu perencanaan pembelajaran, proses pembelajaran, dan penilaian pembelajaran.  Selanjutnya ada empat hal yang menjadi objek pemantauan dan penilaian dalam perencanaan pembelajaran yaitu
1)      Formulasi tujuan pembelajaran
2)      Isi dan pengorganisasian bahan ajar
3)      Skenario pembelajaran
4)      Pemilihan sumber dan media pembelajaran.
Selanjutnya menurut Suparma  (2014)  dalam proses pembelajaran ada tujuah komponen pokok yang dinilai yaitu:
1)      Memulai pembelajaran
2)      Menyajikan materi pembelajaran
3)      Menerapkan pendekatan/ strategi pembelajaran yang efektif
4)      Memanfaatkan sumber dan media pembelajaran
5)      Memelihara keterlibatan siswa dalam pembelajaran
6)      Menggunakan bahasa yang baik dan benar
7)      Mengakhiri pembelajaran  secara efektif.
Suparma (2014) juga mengemukakan bahwa dalam penlaian ada tiga hal pokok yang harus dinilai. Ketiga hal tersebut sebagai berikut.
1)      Merancang  penilaian berdasarkan indikator  dalam bentuk kisi-kisi
2)      Menggunakan strategi/teknik penilaian sesuai dengan tujuan penilaian
3)      Memanfaatkan hasil penilaian melalui kegiatan analisis hasil penilaian.
Selanjutnya menurut Suparma (2014), pembinaan yang dilakukan kepala sekolah terhadap guru seharusnya dilakukan berdasarkan hasil pemantauan dan penilaian. Pembinaan dapat dilakukan dengan memberi bimbingan individu setelah pengamatan (observasi), melalui diskusi/kerja kelompok, melalui kegiatan workshop, mentoring (pembinaan oleh teman sejawat), evaluasi diri, MGMP, KKG, workshop, seminar, mengamati teman melakukan pembelajaran, diklat, dan kegiatan lainnya. Oleh karena itu kajian yang diuraikan berikut ini adalah pemantauan, penilaian, dan pembinaan terhadap rancana pembelajaran dan kelengkapannya, pelaksanaan pembelajaran, dan penilaian pemelajaran sesuai dengan petunjuk Suparma (2014). Selain itu supervisi pembelajaran yang dilakukan dalam OJL ini juga dikembangkan dari petunjuk penilaian kinerja guru (PK-Guru) yang mengadopsi indikator-indikator penilaiannya.

A.  Pemantauan dan Penilaian
Pemantauan dan penilaian dilakukan secara bersamaan mengingat kegiatan memantau tidak terpisahkan dari kegiatan menilai. Pemantauan dan penilaian ditujukan untuk memantau dan menilai rencana pembelajaran dan perangkat pendukungnya, proses pembelajaran, dan penilaian pembelajaran.

1.        Pemantauan dan Penilaian Rencana Pembelajaran
Pemantauan dan penilaian rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) berikut ini adalah RPP kelas I semester I SD Negeri 1 Nawa Kerti dengan tema Keluargaku dengan Subtema Anggota Keluargaku dan  RPP kelas V semester  I SD Negeri 2 Kesimpar dengan Tema Kerukunan dalam Masyarakat dengan Subtema Hidup Rukun. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang menjadi kajian kali ini untuk masing-masing kelas terdiri atas dua RPP. Pertama adalah RPP yang belum mendapatkan pembinaan dan kedua RPP setelah pembinaan. Dengan demikian ada empat RPP yang akan menjadi kajian dalam kegiatan OJL (RPP terlampir). Sementara itu pemantauan dan penilaian terhadap perangkat pendukung pembelajaran disajikan sekaligus di dalam pembinaan. Hasil pemantauan dan penilaian terhadap rencana tersebut disajikan dalam tabel 3.1 dan tabel 3.2 berikut ini.










Tabel 3.1
Hasil Pemantauan dan Penilaian Rencana Pembelajaran

Nama Sekolah             : SD Negeri 1 Nawa Kerti
Kelas                           : I (satu)
Tema/Subtema            : Keluargaku/Anggota Keluargaku
Nama Guru                 :  Ni Nyoman Suryani

NO
Objek Pemantauan dan Penilaian
Waktu Pemantauan dan Penilaian
Sabtu,
1-11-2014
Senin,
3-11-2014
Selasa,
4-11-2014
Rabu,
5-11-2014
1
Formulasi tujuan pembelajaran

Formulasi tujuan dilakukan sesuai KI dan KD.
Pembinaan
Guru sudah memperbaiki tujuan pembelajaran dan telah memformulasikan tujuan pembelajaran dengan karakteristik siswa
2
Isi dan pengorgani-sasian bahan ajar

Sudah sesuai dengan urutan tingkat kesulitan tetapi guru belum memahami pengertian pengorganisa-sian bahan ajar.
Pembinaan
Pengorganisasian bahan ajar yang disajikan setelah pembinaan menjadi lebih baik.
3
Skenario pembelajaran

Sudah menggunakan pendekatan ilmiah tetapi pelaksanaanya perlu dioptimalkan
Pembinaan
Pada pembelajaran berikutnya telah dilakukan pendekatan ilmiah dengan langkah-langkah yang lebih baik.

4
Pemilihan sumber dan media pembelajaran

Sumber belajar hanya menggunakan buku, belum memanfaatkan sumber belajar yang lain
Pembinaan
Pemilihan sumber dan media pembelajaran lebih tepat dibandingkan pada pembelajaran sebelumnya.

Tabel 3.2
Hasil Pemantauan dan Penilaian Rencana Pembelajaran

Nama Sekolah             : SD Negeri 2 Kesimpar
Kelas                           : V (lima)
Tema/Subtema            : Kerukunan dalam Masyarakat/Hidup Rukun
Nama Guru                 :  I Putu Gunawan, S.Pd.SD.

NO
Objek Pemantauan dan Penilaian
Waktu Pemantauan dan Penilaian
Sabtu,
1-11-2014
Senin,
3-11-2014
Selasa,
4-11-2014
Rabu,
5-11-2014
1
Formulasi tujuan pembelajaran

Formulasi tujuan sudah sesuai dengan KI dan KD.
Pembinaan
Tujuan sudah sesuai dengan KI dan KD dan telah memformulasikan tujuan pembelajaran dengan karakteristik siswa
2
Isi dan pengorganisasian bahan ajar

Sudah sesuai dengan urutan tingkat kesulitan tetapi guru belum memahami pengertian pengorganisa-sian bahan ajar.
Pembinaan
Pengorganisasian bahan ajar yang disajikan setelah pembinaan menjadi lebih baik.
3
Skenario pembelajaran

Sudah menggunakan pendekatan ilmiah tetapi pelaksanaanya perlu dioptimalkan

Pembinaan
Pada pembelajaran berikutnya telah dilakukan pendekatan ilmiah dengan langkah-langkah yang lebih baik.
4
Pemilihan sumber dan media pembelajaran

Sumber belajar hanya menggunakan buku, belum memanfaatkan sumber belajar yang lain
Pembinaan
Pemilihan sumber dan media pembelajaran sudah lebih tepat dibandingkan pada pembelajaran sebelumnya.

Berdasarkan pemantauan dan penilaian yang dikemukakan pada tabel 3.1 dan 3.2 di atas, kedua rencana pembelajaran tidak jauh berbeda kekuatan dan kelemahannya. Perencanaan yang dibuat guru belum memenuhi standar mutu yang telah ditetapkan. Formulasi tujuan pembelajaran dilakukan sesuai KI dan KD isi, pengorganisasian bahan ajar sudah sesuai dengan urutan tingkat kesulitan tetapi guru belum memahami pengertian pengorganisa-sian bahan ajar, skenario pembelajaran sudah menggunakan pendekatan ilmiah tetapi pelaksanaanya perlu dioptimalkan, dan pemilihan sumber dan media pembelajaran perlu ditingkatkan, dan sumber belajar hanya menggunakan buku, belum memanfaatkan sumber belajar yang lain.

2.        Pemantauan dan Penilaian Pelaksanaan Pembelajaran
Pemantauan dan penilaian pelaksanaan pembelajaran selama empat hari kegiatan OJL dirasakan sangat singkat sehingga kecil kemungkinannya untuk medapatkan data yang akurat.  Walaupun demikian diupayakan agar dapat mengoptimalkan kegiatan sehingga dapat memenuhi tugas-tugas yang diberikan selama diklat. Hasil pemantauan dan penilaian pelaksanaan pembelajaran disajikan dalam tabel 3.3 dan tabel 3.4 berikut ini.


Tabel 3.3
Hasil Pemantauan dan Penilaian Pelaksanaan Pembelajaran

Nama Sekolah             : SD Negeri 1 Nawa Kerti
Kelas                           : I (satu)
Tema/Subtema            : Keluargaku/Anggota Keluargaku
Nama Guru                 :  Ni Nyoman Suryani

NO
Objek Pemantauan dan Penilaian
Waktu Pemantauan dan Penilaian
Sabtu,
1-11-2014
Senin,
3-11-2014
Selasa,
4-11-2014
Rabu,
5-11-2014
1
Memulai pembelajaran

Guru memulai pembelajaran kurang efektif karena tidak menyampaikan tujuan dan hanya melakukan apersepsi
Pembinaan
Memulai pembelaja-ran dengan efektif karena telah melakukan apersepsi dan menyampaikan tujuan
2
Menyajikan materi pembelajaran

Guru belum mengaitkan materi dengan kehidupan nyata
Pembinaan
Penyajian materi sudah dikaitkan dengan kehidupan nyata
3
Menerapkan pendekatan/ strategi pembelajaran yang efektif

Guru belum melakukan pembelajaran yang bersifat kontekstual
Pembinaan
Pembelajaran kontekstual sudah terlihat walaupun perlu ditingkatkan
4
Memanfaat-kan sumber dan media pembelajaran

Pembelajaran belum menghasilkan pesan yang menarik
Pembinaan







Pembelajaran sudah menghasilkan pesan yang menarik bagi siswa akibat pembelajaran yang kontekstual
5
Memelihara keterlibatan siswa dalam pembelajaran

Interaksi guru dengan siswa hanya terhadap siswa yang mampu
Pembinaan
Interaksi sudah terlihat antara guru-siswa, siswa-guru, siswa-siswa, dll
6
Mengguna-kan bahasa yang baik dan benar

Bahasa guru sudah
 baik hanya gaya yang perlu ditambahkan
Pembinaan
Bahasa sudah lebih ditegaskan dengan gaya guru
7
Mengakhiri pembelajaran  secara efektif.


Refleksi belum terlihat
Pembinaan
Refleksi sudah terlihat walaupun masih sangat sederhana

Tabel 3.4
Hasil Pemantauan dan Penilaian Pelaksanaan Pembelajaran

Nama Sekolah             : SD Negeri 2 Kesimpar
Kelas                           : V (lima)
Tema/Subtema            : Kerukunan dalam Masyarakat/Hidup Rukun
Nama Guru                 :  I Putu Gunawan, S.Pd.SD.
NO
Objek Pemantauan dan Penilaian
Waktu Pemantauan dan Penilaian
Sabtu,
1-11-2014
Senin,
3-11-2014
Selasa,
4-11-2014
Rabu,
5-11-2014
1
Memulai pembelajaran

Guru memulai pembelajaran dengan efektif karena sudah menuliskan tujuan dan melakukan apersepsi, namun perlu disesuaikan dengan materi
Pembinaan
Memulai pembelaja-ran dengan efektif karena telah melakukan apersepsi dan menuliskan tujuan
2
Menyajikan materi pembelajaran

Guru belum mengaitkan materi dengan kehidupan nyata
Pembinaan
Penyajian materi dikaitkan dengan kehidupan nyata
3
Menerapkan pendekatan/ strategi pembelajaran yang efektif

Guru belum melakukan pembelajaran yang bersifat kontekstual
Pembinaan
Pembelajaran kontekstual sudah terlihat walaupun perlu ditingkatkan
4
Memanfaatkan sumber dan media pembelajaran

Pembelajaran belum menghasilkan pesan yang menarik
Pembinaan
Pembelajaran sudah menghasilkan pesan yang menarik bagi siswa akibat pembelajaran yang kontekstual
5
Memelihara keterlibatan siswa dalam pembelajaran

Interaksi guru dengan siswa hanya terhadap siswa yang mampu
Pembinaan
Interaksi sudah terlihat antara guru-siswa, siswa-guru, siswa-siswa, dll
6
Menggunakan bahasa yang baik dan benar

Bahasa guru sudah baik hanya gaya yang perlu ditambahkan
Pembinaan
Bahasa sudah lebih ditegaskan dengan gaya guru
7
Mengakhiri pembelajaran  secara efektif.


Refleksi belum terlihat
Pembinaan
Refleksi sudah terlihat walaupun masih sangat sederhana

Berdasarkan hasil pemantauan dan penilaian pelaksanaan pembelajaran yang disajikan pada tablel 3.3 dan tabel 3.4 di atas, secara umum pelaksanaan pembelajaran perlu ditingkatkan agar memenuhi standar mutu yang telah ditentukan. Pembelajaran di kelas I menunjukkan lebih banyak kekurangan dibandingkan dengan pembelajaran di kelas V. Hasil pemantauan melihat kurangnya pelaksanaan pembelajaran di kelas I lebih disebabkan pada pengelolaan kelas yang menyita banyak perhatian guru. Sementara itu untuk kelas V, guru lebih mudah mengarahkan siswa sehingga pembelajaran lebih baik. Guru kelas V memulai pembelajaran dengan efektif karena sudah menuliskan tujuan dan melakukan apersepsi. Kelemahannya guru belum mengaitkan materi dengan kehidupan nyata dan belum melakukan pembelajaran yang bersifat kontekstual sehingga belum menghasilkan pesan yang menarik. Interaksi guru dengan siswa hanya terjadi terhadap siswa yang mampu, sedangkan bahasa guru sudah baik hanya gaya yang perlu ditambahkan. Pada akhir pembelajaran, refleksi belum terlihat.

3.        Pemantauan dan Penilaian terhadap Penilaian Pembelajaran
Hasil pemantauan dan penilaian terhadap penilaian pembelajaran disajikan dalam tabel 3.5 dan tabel 3.6 berikut ini.

Tabel 3.5
Hasil Pemantauan dan Penilaian terhadap Penilaian Pembelajaran

Nama Sekolah             : SD Negeri 1 Nawa Kerti
Kelas                           : I (satu)
Tema/Subtema            : Keluargaku/Anggota Keluargaku
Nama Guru                 :  Ni Nyoman Suryani
NO
Objek Pemantauan dan Penilaian
Waktu Pemantauan dan Penilaian
Sabtu,
1-11-2014
Senin,
3-11-2014
Selasa,
4-11-2014
Rabu,
5-11-2014
1
Merancang  penilaian berdasarkan indikator  dalam bentuk kisi-kisi

Rancangan penilaian tidak menggunakan kisi-kisi
Pembinaan
Sudah membuat kisi-kisi walaupun perlu perbaikan
2
Menggunakan strategi/teknik penilaian sesuai dengan tujuan penilaian

Belum menggunakan penilaian otentik
Pembinaan
Sudah menggunakan penilaian otentik selama pembelajaran
3
Memanfaatkan hasil penilaian melalui kegiatan analisis hasil penilaian.

menggunakan analisis penilaian untuk mengetahui kesulitan soal saja belum untuk mengidentifikasi KD yang mudah, sedang, dan sulit
Pembinaan
Analisis penilaian sudah digunakan untuk mengidentifikasi KD.

Tabel 3.6
Hasil Pemantauan dan Penilaian Terhadap Penilaian Pembelajaran
Nama Sekolah             : SD Negeri 2 Kesimpar
Kelas                           : V (lima)
Tema/Subtema            : Kerukunan dalam Masyarakat/Hidup Rukun
Nama Guru                 :  I Putu Gunawan, S.Pd.SD.
NO
Objek Pemantauan dan Penilaian
Waktu Pemantauan dan Penilaian
Sabtu,
1-11-2014
Senin,
3-11-2014
Selasa,
4-11-2014
Rabu,
5-11-2014
1
Merancang  penilaian berdasarkan indikator  dalam bentuk kisi-kisi

Rancangan penilaian tidak menggunakan kisi-kisi
Pembinaan
Sudah membuat kisi-kisi walaupun perlu perbaikan
2
Menggunakan strategi/teknik penilaian sesuai dengan tujuan penilaian

Belum menggunakan penilaian otentik
Pembinaan
Sudah menggunakan penilaian otentik selama pembelajaran
3
Memanfaatkan hasil penilaian melalui kegiatan analisis hasil penilaian.

menggunakan analisis penilaian untuk mengetahui kesulitan soal saja belum untuk mengidentifikasi KD yang mudah, sedang, dan sulit
Pembinaan
Analisis penilaian sudah digunakan untuk mengidentifikasi KD.

Pemantauan dan penilaian terhadap penilaian pembelajaran diadopsi dari pedoman PK-Guru. Berdasarkan tabel 3.5 dan tabel 3.6, ada tiga komponen yang dipantau dan dinilai. Hasil pemantauan dan penilaian yaitu rancangan penilaian tidak menggunakan kisi-kisi, belum menggunakan penilaian otentik, menggunakan analisis penilaian untuk mengetahui kesulitan soal saja belum untuk mengidentifikasi KD yang mudah, sedang, dan sulit. Oleh karena itu guru kelas I dan kelas V perlu mendapatkan pemahaman mengenai penilaian pembelajaran melalui pembinaan.

B.  Pembinaan
Pembinaan dalam supervisi adalah adalah kegiatan menfasilitasi peningkatan profesionalisme guru terkat dengan tugas pokok dan fungsinya. Pembinaan bertujuan untuk meningkatkan kompetensi guru terkait dengan tugasnya sebagai pendidik pelatih dan pengajar. Hasil pembinaan diharapkan dapat mempengaruhi kualitas pembelajaran sehingga hasil belajara siswa meningkat secara berkelanjutan. Seperti halya dengan pemantataun dan penilian, pembinaan juga meliputi semua tugas dan fungsi guru, termasuk pengembangan program semester, Pengembangan RPP, pengembangan bahan ajar, pelaksanaan pembelajaran, pengembangan penilian, pengembangan profesi misalnya melaksnakan penelitian tindakan kelas.
Idealnya pembinaan terhadap guru dilaksankan berdasarkan hasil pemantataun  dan penilaian. Oleh karena itu pembinaan dilakukan terhadap perangkat pendukung pembelajaran, rencana pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, dan penilaian pembelajaran.




1.        Pembinaan Perangkat Pendukung Pembelajaran
Pembinaan perangkat pendukung pembelajaran dilakukan ketika mempersiapkan perencanaan pembelajaran. Hasil pembinaan dikemukakan pada tabel 3.7 dan tabel 3.8 berikut ini.

Tabel 3.7
Hasil Pembinaan Perangkat Pendukung Pembelajaran
Nama Sekolah             : SD Negeri 1 Nawa Kerti
Kelas                           : I (satu)
Tema/Subtema            : Keluargaku/Anggota Keluargaku
Nama Guru                 :  Ni Nyoman Suryani
No
Aapeks yang supervisi
Maslah (hasil pemantauan dan penilaian)
Teknik/Kegiatan Supervisi
Hasil yang diharapkan
1

Program Tahunan
Tidak membuat
Meberikan kesdaran pentingnya program semester
Guru membuat dan memahami program tahunan
2
Program Semester
Kurang lengkap
Menyuruh melengkapi
Guru mampu membuat program semester yang lengkap
3
RPP
Skenario kurang rinci
Mentoring oleh guru senior
Guru dapat menguraian KBM secara rinci

4
PTK
Belum pernah membuat PTK
Diskusi pembuatan PTK dan meberi contoh
Guru melaksanakan penetian tindakan kelas










Tabel 3.8
Hasil Pembinaan Perangkat Pendukung Pembelajaran
Nama Sekolah             : SD Negeri 2 Kesimpar
Kelas                           : V (lima)
Tema/Subtema            : Kerukunan dalam Masyarakat/Hidup Rukun
Nama Guru                 :  I Putu Gunawan, S.Pd.SD.
No
Aapeks yang supervise
Maslah (hasil pemantauan dan penilaian)
Teknik/Kegiatan Supervisi
Hasil yang diharapkan
1

Program Tahunan
Sudah membuat
Meberikan pemahaman pentingnya program semester
Guru membuat program tahunan dengan baik
2
Program Semester
Sudah ada
Memberikan penguatan
Guru mampu membuat program semester yang lengkap
3
RPP
Skenario kurang rinci
Mentoring oleh guru senior
Guru dapat menguraian KBM secara rinci
4
PTK
Belum pernah membuat PTK
Diskusi pembuatan PTK dan meberi contoh
Guru melaksanakan penelitian tindakan kelas

Di dalam  tabel 3.7 dan tabel 3.8,  terlihat bahwa secara umum guru belum membuat perangkat pendukung pembelajaran. Program tahuan belum ada, program semester belum menyediakan waktu cadangan untuk remidi dan pengayaan. Berdasarkan hal itu dapat disimpulkan bahwa secara umum perangkat pendukung pembelajaran perlu dibuat lebih lengkap.

2.        Pembinaan Perencanaan Pembelajaran
Pembinaan perencanaan pembelajaran berpedoman dari hasil pemantauan dan penilaian terhadap rencana pembelajaran. Hasilnya disajikan dalam tabel 3.9 dan 3.10 berikut ini.


Tabel 3.9
Hasil Pembinaan Perencanaan Pembelajaran
Nama Sekolah             : SD Negeri 1 Nawa Kerti
Kelas                           : I (satu)
Tema/Subtema            : Keluargaku/Anggota Keluargaku
Nama Guru                 :  Ni Nyoman Suryani

No
Aapeks yang supervise
Masalah (hasil pemantauan dan penilaian)
Teknik/Kegiatan Supervisi
Hasil yang diharapkan
1
Formulasi tujuan pembelajaran
Pembinaan individu bersama kepala sekolah tentang pengertian memformula-sikan tujuan pembelajaran sesuai KI dan KD
Diskusi, Tanya jawab, dan latihan serta memberikan contoh-contoh.
Guru dapat memformulasikan tujuan pembelajaran sesuai dengan KI dan KD.
2
Isi dan pengorganisasian bahan ajar
Guru diberikan petunjuk pengorganisasian bahan ajar mulai yang riil ke abstrak, mudah ke sulit, dan lingkungan sekitar ke lingkungan lebih jauh
Diskusi, Tanya jawab, dan latihan serta memberikan contoh-contoh.
Guru melakukan pengorganisasian bahan ajar dalam membuat rencana pembelajaran.
3
Skenario pembelajaran
Guru diberikan pembinaan mengenai langkah-langkah pendekatan ilmiah
Diskusi, tanya jawab, dan latihan serta memberikan contoh pendekatan ilmiah
Guru mampu merancang scenario pembelajaran dengan pendekatan ilmiah
4
Pemilihan sumber dan media pembelajaran
Guru diberikan pemahaman akan pentingnya variasi sumber dan media pembelajaran dengan mengemuka-kan contoh
Diskusi, tanya jawab, dan latihan serta memberikan contoh sumber dan mdia belajar.
Guru dapat memilih sumber belajar yang sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai

Tabel 3.10
Hasil Pembinaan Perencanaan Pembelajaran

Nama Sekolah             : SD Negeri 2 Kesimpar
Kelas                           : V (lima)
Tema/Subtema            : Kerukunan dalam Masyarakat/Hidup Rukun
Nama Guru                 :  I Putu Gunawan, S.Pd.SD.

No
Aapeks yang supervise
Masalah (hasil pemantauan dan penilaian)
Teknik/Kegiatan Supervisi
Hasil yang diharapkan
1
Formulasi tujuan pembelajaran
Pembinaan individu bersama kepala sekolah tentang pengertian memformula-sikan tujuan pembelajaran sesuai KI dan KD
Diskusi, Tanya jawab, dan latihan serta memberikan contoh-contoh.
Guru dapat memformulasikan tujuan pembelajaran sesuai dengan KI dan KD.
2
Isi dan pengorganisasian bahan ajar
Guru diberikan petunjuk pengorganisasian bahan ajar mulai yang riil ke abstrak, mudah ke sulit, dan lingkungan sekitar ke lingkungan lebih jauh
Diskusi, Tanya jawab, dan latihan serta memberikan contoh-contoh.
Guru melakukan pengorganisasian bahan ajar dalam membuat rencana pembelajaran.
3
Skenario pembelajaran
Guru diberikan pembinaan mengenai langkah-langkah pendekatan ilmiah
Diskusi, tanya jawab, dan latihan serta memberikan contoh pendekatan ilmiah
Guru mampu merancang scenario pembelajaran dengan pendekatan ilmiah

4
Pemilihan sumber dan media pembelajaran
Guru diberikan pemahaman akan pentingnya variasi sumber dan media pembelajaran dengan mengemuka-kan contoh
Diskusi, tanya jawab, dan latihan serta memberikan contoh sumber dan mdia belajar.
Guru dapat memilih sumber belajar yang sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai

Pembinaan perencanaan pembelajaran yang disajikan dalam tabel 3.9 dan tabel 3.10 memperlihatkan bahwa kedua guru perlu pembinaan agar dapat memformulasikan tujuan pembelajaran sesuai dengan KI dan KD, melakukan pengorganisasian bahan ajar dalam membuat rencana pembelajaran, mampu merancang scenario pembelajaran dengan pendekatan ilmiah, dan dapat memilih sumber belajar yang sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai. Dengan demikian tiga komponen perencanaan yang dipantau dan dinilai menjadi lebih baik.

3.    Pembinaan Pelaksanaan Pembelajaran
Pembinaan pelaksanaan pembelajaran dilakukan setelah pemantauandan penilaian selama pembelajaran di dalam kelas. Hasil pembinaan ini disajikan didalam tabel 3.11 dan tabel 3.12 berikut ini.







Tabel 3.11
Hasil Pembinaan Pelaksanaan Pembelajaran
Nama Sekolah             : SD Negeri 1 Nawa Kerti
Kelas                           : I (satu)
Tema/Subtema            : Keluargaku/Anggota Keluargaku
Nama Guru                 :  Ni Nyoman Suryani
No
Aapeks yang supervisi
Maslah (hasil pemantauan dan penilaian)
Teknik/Kegiatan Supervisi
Hasil yang diharapkan
1
Memulai pembelajaran
Guru memulai pembelajaran kurang efektif karena tidak menyampaikan tujuan dan hanya melakukan apersepsi
Pembinaan individu, memberikan masukkan tentang pentingnya penyampaian tujuan
Guru memulai pembelajaran kurang efektif
2
Menyajikan materi pembelajaran
Guru belum mengaitkan materi dengan kehidupan nyata
Pembinaan individu, pentingnya mengaitkan materi dengan kehidupan nyata agar pelajaran menjadi bermakna.
Sudah mengaitkan walaupun dirasakan masih sulit
3
Menerapkan pendekatan/ strategi pembelajaran yang efektif
Guru belum melakukan pembelajaran yang bersifat kontekstual
Bimbingan individu agar dapat melakukan pembelajaran kontekstual
Pembelajaran kontekstual belum dapat diwujudkan
4
Memanfaatkan sumber dan media pembelajaran
Pembelajaran belum menghasilkan pesan yang menarik
Bimbingan individu, pembelajaran agar menghasilkan pesan menarik agar siswa berminat
Sudah menghasilkan pesan menarik walaupun perlu ditingkatkan
5
Memelihara keterlibatan siswa dalam pembelajaran
Interaksi guru terhadap siswa yang mampu saja
Bimbingan individu, dengan contoh dan analogi
Sudah ada interaksi segala arah
6
Menggunakan bahasa yang baik dan benar
Bahasa guru sudah baik hanya gaya yang perlu ditambahkan
Bimbingan individu dengan latihan dan contoh
Bahasa dan gaya guru sudah sesuai dengan maksudnya
7
Mengakhiri pembelajaran  secara efektif.

Refleksi belum terlihat
Bimbingan individu mengenai manfaat refleksi pada akhir pembelajaran
Sudah ada refleksi namun masih didominasi guru.

Tabel 3.12
Hasil Pembinaan Pelaksanaan Pembelajaran
Nama Sekolah             : SD Negeri 2 Kesimpar
Kelas                           : V (lima)
Tema/Subtema            : Kerukunan dalam Masyarakat/Hidup Rukun
Nama Guru                 :  I Putu Gunawan, S.Pd.SD.
No
Aapeks yang supervise
Maslah (hasil pemantauan dan penilaian)
Teknik/Kegiatan Supervisi
Hasil yang diharapkan
1
Memulai pembelajaran
Guru memulai pembelajaran kurang efektif karena tidak menyampaikan tujuan dan hanya melakukan apersepsi
Pembinaan individu, memberikan masukkan tentang pentingnya penyampaian tujuan
Guru memulai pembelajaran kurang efektif
2
Menyajikan materi pembelajaran
Guru belum mengaitkan materi dengan kehidupan nyata
Pembinaan individu, pentingnya mengaitkan materi dengan kehidupan nyata agar pelajaran menjadi bermakna.
Sudah mengaitkan walaupun dirasakan masih sulit
3
Menerapkan pendekatan/ strategi pembelajaran yang efektif
Guru belum melakukan pembelajaran yang bersifat kontekstual
Bimbingan individu agar dapat melakukan pembelajaran kontekstual
Pembelajaran kontekstual belum dapat diwujudkan
4
Memanfaatkan sumber dan media pembelajaran
Pembelajaran belum menghasilkan pesan yang menarik
Bimbingan individu, pembelajaran agar menghasilkan pesan menarik agar siswa berminat
Sudah menghasilkan pesan menarik walaupun perlu ditingkatkan
5
Memelihara keterlibatan siswa dalam pembelajaran
Interaksi guru terhadap siswa yang mampu saja
Bimbingan individu, dengan contoh dan analogi
Sudah ada interaksi segala arah



6
Menggunakan bahasa yang baik dan benar
Bahasa guru sudah baik hanya gaya yang perlu ditambahkan
Bimbingan individu dengan latihan dan contoh
Bahasa dan gaya guru sudah sesuai dengan maksudnya
7
Mengakhiri pembelajaran  secara efektif.

Refleksi belum terlihat
Bimbingan individu mengenai manfaat refleksi pada akhir pembelajaran
Sudah ada refleksi namun masih didominasi guru.

Pembinaan pelaksanaan pembelajaran merupakan bagian terpenting dari pembinaan secara keseluruhan. Pembelajaran adalah inti kegiatan satuan pendidikan yang akan menentukan keluaran dari lembaga pendidikan. Data yang ditunjukkan oleh tabel 3.11 dan tabel 3.12 menunjukkan bahwa ketujuh komponen belum seluruhnya tercapai. Guru memulai pembelajaran kurang efektif karena tidak menyampaikan tujuan dan hanya melakukan apersepsi dilakukan pembinaan individu, memberikan masukkan tentang pentingnya penyampaian tujuan. Guru belum mengaitkan materi dengan kehidupan nyata. Pembinaan individu dilakukan untuk memberikan pemahaman pentingnya mengaitkan materi dengan kehidupan nyata agar pelajaran menjadi bermakna. Guru belum melakukan pembelajaran yang bersifat kontekstual dibina secara individu. Pembelajaran belum menghasilkan pesan yang menarik dan interaksi guru terhadap siswa yang mampu saja. Bahasa guru sudah baik hanya gaya yang perlu ditambahkan. Refleksi belum terlihat sehingga kegiatan menyimpulkan pembelajaran tidak dilakukan.

4.    Pembinaan Penilaian Pembelajaran
Pembinaan penilaian pembelajaran dilakukan dengan menyesuaikan perencanaan penilaian dengan pelaksanaan yang dilakukan dalam pembelajaran. Hasil pembinaan penilaian pembelajaran disajikan dalam tabel 3.13 dan tabel 3.14 berikut ini.
Tabel 3.13
Hasil Pembinaan Penilaian Pembelajaran
Nama Sekolah             : SD Negeri 1 Nawa Kerti
Kelas                           : I (satu)
Tema/Subtema            : Keluargaku/Anggota Keluargaku
Nama Guru                 :  Ni Nyoman Suryani
No
Aapeks yang supervisi
Maslah (hasil pemantauan dan penilaian)
Teknik/Kegiatan Supervisi
Hasil yang diharapkan
1
Merancang  penilaian berdasarkan indikator  dalam bentuk kisi-kisi
Alat ukur dirancang hanya untuk menilai kemampuan kognitif
Bimbingan individu diawali dengan kisi-kisi
Sudah membuat kisi-kisi dengan pedoman KI dan KD, belum menggunakan Taksonomi Bloom.
2
Menggunakan strategi/teknik penilaian sesuai dengan tujuan penilaian

Belum memanfaatkan portofolio sebagai alat penilaian
Bimbingan individu, dengan memberi contoh portofolio dan pemanfaatannya dalam penilaian
Sudah memulai mengumpulkan pekerjaan siswa untuk dijadikan portofolio
3
Memanfaatkan hasil penilaian melalui kegiatan analisis hasil penilaian.
Belum membuat analisis penilaian
Bimbingan individu cara membuat analisis hasil penilaian
Sudah menggunakan analisi penilaian hanya untuk mengetahui siswa yang memperoleh nilai kurang, sedang, dan tinggi.


Tabel 3.14
Hasil Pembinaan Penilaian Pembelajaran
Nama Sekolah             : SD Negeri 2 Kesimpar
Kelas                           : V (lima)
Tema/Subtema            : Kerukunan dalam Masyarakat/Hidup Rukun
Nama Guru                 :  I Putu Gunawan, S.Pd.SD.

No
Aapeks yang supervisi
Maslah (hasil pemantauan dan penilaian)
Teknik/Kegiatan Supervisi
Hasil yang diharapkan
1
Merancang  penilaian berdasarkan indikator  dalam bentuk kisi-kisi
Alat ukur dirancang hanya untuk menilai kemampuan kognitif
Bimbingan individu diawali dengan kisi-kisi
Sudah membuat kisi-kisi dengan pedoman KI dan KD, belum menggunakan Taksonomi Bloom.
2
Menggunakan strategi/teknik penilaian sesuai dengan tujuan penilaian

Belum memanfaatkan portofolio sebagai alat penilaian
Bimbingan individu, dengan memberi contoh portofolio dan pemanfaatannya dalam penilaian
Sudah memulai mengumpulkan pekerjaan siswa untuk dijadikan portofolio
3
Memanfaatkan hasil penilaian melalui kegiatan analisis hasil penilaian.
Belum membuat analisis penilaian
Bimbingan individu cara membuat analisis hasil penilaian
Sudah menggunakan analisi penilaian hanya untuk mengetahui siswa yang memperoleh nilai kurang, sedang, dan tinggi.



Pembinaan terhadap penilaian pembelajaran dilakukan setelah guru menyajikan pembelajaran dan persiapan untuk pembelajaran perbaikan berikutnya. Tabel 3.13 dan tabel 3.14 memperlihatkan bahwa permasalahan penilaian pada kedua sekolah perlu ditingkatkan. Menurut wawancara dengan guru kelas masing-masing, permasalahan utama yang dihadapinya ketika KTSP 2013 diberlakukan adalah penilaian khususnya penilaian otentik yang menggunakan beberapa macam format. Oleh karena itu pembinaan penilaian pembelajaran difokuskan pada penilaian otentik. Dari hasil pemantauan dan penilaian yang dilakukan maka selain pembinaan penilaian otentik juga dilakukan pembinaan terhadap rancangan  penilaian berdasarkan indikator  dalam bentuk kisi-kisi, menggunakan strategi/teknik penilaian sesuai dengan tujuan penilaian, dan pembinaan pemanfaatkan hasil penilaian melalui kegiatan analisis hasil penilaian. Tindakan pembinaan dilakukan dengan pembinaan langsung secara individu.
Secara umum supervise pembelajaran melalui pemantauan dan penilaian yang dilakukan selama empat hari di dua sekolah, belum dapat melaksanakan kegiatan OJL secara optimal. Demikian juga kegiatan pembinaan yang hanya dilakukan sekali sehingga pembelajaran yang dilaksanakan guru bersangkutan tidak dapat dipantau secara berkesinambungan. Masih ada permasalahan pembelajaran yang tidak dapat dipantau mengingat keterbatasan waktu yang tersedia. Hasil pembinaan hanya dapat dilihat satu kali dan masih perlu pembinaan selanjutnya sehingga pembelajaran sesuai dengan standar mutu yang diharapkan.



BAB IV

PENUTUP

A. Simpulan
           Standar kompetensi kepala sekolah menuntut peran kepala sekolah untuk lebih memperhatikan aspek akademis, khususnya dalam hal supervisi terhadap guru untuk meningkatkan kualitas pembelajaran. Berdasarkan tujuan yang telah dikemukakan, maka simpulan yang dapat dikemukakan sebagai berikut.
1.      Calon kepala sekolah telah mendapatkan pengalaman dan pembelajaran praktek  di sekolah sendiri maupun di sekolah magang dengan paradigma, pendekatan, dan teknik-teknik yang telah diperoleh selama kegiatan diklat in service learning. Pengalaman tersebut dapat dikemukakan sebagai berikut.
a)      Guru belum banyak yang mengembangkan silabus dan menyusun RPP secara mandiri tetapi lebih cendrung mengembangkan silabus yang sudah ada dengan menyesuaikan terhadap sarana dan kemampuan guru.
b)      Dalam pembelajaran, guru belum terbiasa menerapkan pendekatan pembelajaran inovatif yang sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai.
c)      Guru juga belum banyak memanfaatkan media pembelajaran dan sumber belajar yang bervariasi, meskipun sudah tersedia fasilitasnya.
d)     Guru belum mengembangkan penilaian otentik secara optimal karena petunjuk dan teknis pelaksanaannya masih kurang jelas sehingga pemahaman guru belum memadai.


2.      Calon kepala sekolah sudah ikut memberikan masukan/solusi terhadap kesenjangan yang ada di sekolah tempat pelaksanaan OJL. Solusi yang telah diberikan sebagai berikut.
a.       Rencana pembelajaran hendaknya memuat empat hal pokok yang perlu menjadi perhatian guru, yaitu tujuan, pengorganisasian bahan ajar, skenario pembelajaran, dan pemilihan sumberdan media pembelajaran
b.       Dalam pelaksanaan pembelajaran, guru hendaknya mememperhatikan tujuh komponen pokok yang harus dilakukan. Memulai pembelajaran, menyajikan materi, memanfaatkan sumber, melibatkan siswa, penggunaan bahasa, dan menutup pembelajaran.
c.       Penilaian pembelajaran menggunakan penilaian otentik dan memuat tiga hal yaitu kompetensi sikap, keterampilan, dan pengetahuan.

3.      Calon kepala sekolah telah  memberikan motivasi kepada guru agar menerapkan kemampuannya dalam melaksanakan tugas-tugas pembelajaran, pengembangan kemampuannya sendiri, serta mendorong guru agar memiliki perhatian yang sungguh-sungguh (komitmen) terhadap tugas dan tanggung jawabnya. Motivasi tersebut anatara lain sebagai berikut.
a.       Cobalah membuat format penilaian otentik dan coba lakukan penilaian, jangan memikirkan benar atau tidak, nantinya penilaian tersebut dikomunikasikan dengan teman untuk mengetahui kelemahannya.
b.      Jangan takut terhadap supervisi pembelajaran baik yang dilakukan kepala sekolah atau pengawas, karena supervisi akan memberikan pengalaman tersendiri dalam “mendewasakan” guru.

B. Saran
Berdasarkan pengalaman selama kegiatan OJL di SD Negeri 1 Nawa Kerti dan SD Negeri 2 Kesimpar yang berlangsung selama empat hari, maka saran yang dapat disampaikan sebagai berikut.
Pertama, kepala sekolah hendaknya melakukan supervisi akademik dalam pembelajaran secara berkesinambungan sesuai dengan program yang ada sehingga dapat meningkatkan kompetensi guru sehingga dapat meningkatkan kompetensi peserta didik dalam pembelajaran.
Kedua, guru hendaknya lebih meningkatkan pelayanan kepada peserta didik. Pelayanan dalam pembelajaran misalnya perencanaan dan pendukungnya, pelaksanaan yang lebih intensif, dan penilaian pembelajaran. Dalam arti luas pelayanan yang menempatkan peserta didik sebagai manusia seutuhnya.
Ketiga, sekolah perlu memfasilitasi guru dalam hal pengembangan profesinya, administrasi pembelajaran, pengembangan media dan model pembelajaran, penilaian, dan sekolah juga perlu mengusahakan penyediaan fasilitas pembelajaran dan mendorong guru untuk memanfaatkan fasilitas yang ada secara maksimal.





DAFTAR PUSTAKA



Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 65 Tahun 2013 tentang Standar Proses.

Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 66 Tahun 2013 tentang Standar Penilaian Pendidikan.

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 13 Tahun 2007 tentang Standar Kepala Sekolah/Madrasah

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 15 Tahun 2010 tentang Standar Pelayanan Minimal (SPM) Pendidikan

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional  Nomor 28 Tahun 2010 tentang Penugasan Guru sebagai Kepala Sekolah.

Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.

Purwanto, M Ngalim. 2003. Administrasi dan Supervisi Pendidikan. Jakarta: PT Remaja Rosdakarya.
Suparma, I Made. 2014. Supervisi Akademik. Denpasar.
Makalah disajikan dalam Diklat Calon Kepala Sekolah Kabupaten Karangasem Tahun 2014 yang diselenggarakan di SMPN 5 Amlapura tanggal 27 Oktober sampai dengan 6 November 2014.

Undang Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.











Tidak ada komentar:

Posting Komentar